Nakita.id - Menakutkan kalau kita tidak tahu soal penyakit TBC menular.
Karena, bisa saja kita menjadi salah satu pengidap TBC.
Berikut penjelasan soal penyakit TBC menular.
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Kondisi ini, kadang disebut juga dengan TB paru.
Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas.
Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain seperti berkeringat di malam hari dan demam.
Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat berakibat fatal.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah bening, atau selaput otak, kondisi ini dinamakan dengan TB ekstra paru.
Indonesia berada di urutan ke 3 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina.
Perlu ditegaskan ke semua orang bahwa penyakit TBC ini bisa menular.
Baca Juga: Gejala Penyakit TBC pada Anak dan Cara Pengobatannya yang Tepat Dilakukan, Catat Sekarang Moms!
Seperti sekarang ini, meningkatnya kasus tuberkulosis di beberapa negara disebabkan oleh penularannya yang semakin tinggi.
Seperti yang diketahui, tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri.
Untuk mengetahui bagaimana cara bakteri tersebut menular, berikut penjelasannya.
- Saat batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet).
- Penularan terjadi dalam ruangan di mana droplet berada dalam waktu yang lama.
- Banyaknya kuman yang ditularkan oleh pengidap tuberkulosis.
Ketika seseorang menghirup bakteri TBC, bakteri tersebut dapat menetap di paru-paru dan berkembang biak.
Dari sana, bakteri dapat berpindah melalui darah ke bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, sampai ke otak.
Penyakit TBC yang berkembang di paru-paru, tenggorokan, atau saluran pernapasan bisa sangat menular dari satu penderita ke orang di sekitarnya.
Namun, TBC yang menyerang kelenjar getah bening, ginjal, atau tulang belakang biasanya tidak menular.
Pengidap TBC paling mungkin menularkan penyakitnya kepada orang sekitar yang menghabiskan waktu bersama paling sering setiap hari.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Ciri-ciri Penyakit TBC yang Sudah Parah
Seperti anggota keluarga, teman dekat, rekan kerja, atau teman sekolah.
Ingat ya Moms, penyakit menular ini termasuk penyakit airborne atau bisa menular lewat udara.
Orang lain yang tidak sengaja menghirup bakteri aerosol ini bisa terinfeksi.
Karena TBC menular lewat udara, jadi Moms akan aman jika:
- Salaman atau jabat tangan
- Berbagi makanan atau minuman
- Menyentuh seprai, kursi, atau bekas meja penderita Berbagi sikat gigi
- Berciuman
Tapi, orang yang melakukan hal di atas dengan penderita TBC disebut pengidap TBC Laten.
Karena orang yang terinfeksi TBC, tapi tidak menunjukkan gejala karena tubuhnya bisa mencegah pertumbuhan organisme TBC disebut memiliki TBC laten.
Selama penderita TBC laten bisa mengontrol bakteri penyebab penyakit berkembang biak, penderita tidak dapat menularkan penyakitnya.
Baca Juga: Hati-hati Gejala Penyakit TBC Pada Anak Ditandai Berat Badan Anak yang Semakin Menurun
Namun, ketika penderita TBC laten tidak mampu lagi menekan pertumbuhan bakteri penyebab TBC di tubuhnya, seseorang dapat menularkan penyakitnya.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan selama beberapa saat di tubuh orang yang sudah meninggal.
Masa ketika penyakit masuk ke tubuh sampai muncul gejala TBC bisa berlangsung antara dua sampai 12 minggu.
Risiko untuk mengembangkan penyakit ini paling tinggi dalam kurun waktu dua tahun sejak terinfeksi.
Penyakit TBC bisa menular apabila tidak diobati.
Beberapa pasien TBC sudah tidak menularkan penyakitnya setelah dua minggu menjalani pengobatan intensif.
Tapi, ada juga penderita yang butuh waktu berbulan-bulan minum obat TBC sampai kuman penyebab TBC sudah tidak aktif di dalam tubuh dan mereka tidak bisa menularkan penyakitnya.
Terapi obat TBC baik untuk infeksi aktif maupun infeksi laten umumnya berlangsung selama enam bulan sampai sembilan bulan.
Lewat pemeriksaan medis, dokter dapat memantau kemajuan pengobatan TBC.
Termasuk kapan perlu ganti obat, melanjutkan terapi obat, atau menyatakan pengobatan sudah tuntas dan penderita sudah tidak lagi menularkan penyakitnya.
Setelah tahu soal penyakit TBC menular lewat udara, Moms dan Dads harus tahu gejalanya juga.
Dikhawatirkan, Moms tak sengaja tersembur bersin pengidap TBC atau berada dalam satu ruangan dengan orang sakit TBC.
Gejala TBC bisa bermacam-macam tergantung di mana bakteri tersebut tumbuh.
Pada TBC paru misalnya, beberapa gejala awal TBC yang bisa muncul, diantaranya:
- Batuk parah yang berlangsung 3 minggu atau lebih
- Nyeri di dada
- Batuk darah atau batuk dahak
- Kelemahan atau kelelahan
- Penurunan berat badan
- Tidak nafsu makan
- Panas dingin demam
- Berkeringat di malam hari
Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini dan Skrining Kesehatan Cegah Penyakit TBC
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR