Nakita.id - Topik resesi belakangan menjadi perbincangan hangat di berbagai sektor, termasuk rumah tangga.
Resesi ekonomi global memang telah membuat kekhawatiran di banyak negara. Namun, Moms basih bisa bernapas lega karena perekonomian Indonesia masih tumbuh positif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi negara masih mampu tumbuh lebih dari 5% (year on year) pada kuartal III-2022.
Ini adalah berita menggembirakan, meskipun tentu saja kita tetap perlu waspada akan ketidakpastian global.
Salah satu hal yang dapat terjadi sebagai dampak ketidakpastian global ini adalah potensi kenaikan suku bunga demi memperlambat inflasi. Sebab, ketika suku bunga naik dapat membuat perlambatan ekonomi.
Dampak yang akan dirasakan adalah kemampuan daya beli masyarakat melemah karena berkurangnya penghasilan dan pengeluaran yang tinggi akibat harga kebutuhan pokok naik secara berkepanjangan.
Founder @ladybossproject.id Kelly Patricia dalam Talk Show #SuperSp3ktaDay dari Super You by Sequis Online, Kamis (24/11/2022) mengatakan informasi resesi kadang enggan diketahui oleh sebagian masyarakat karena dirasa dapat menimbulkan kekhawatiran.
Namun menurut Kelly, memiliki pengetahuan mengenai dampak resesi ekonomi akan membantu melakukan antisipasi menghadapi perubahan kehidupan yang dapat terjadi.
“Resesi tidak selalu menjadi ancaman, bisa saja menjadi kesempatan selama kita mempersiapkan diri dan melakukan kontrol finansial, yakni menurunkan gaya hidup, tidak boros tapi tidak juga menahan uang karena ekonomi harus bergerak.
Pendapatan yang kita miliki sebaiknya diatur dengan bijaksana agar kebutuhan saat ini tetap dapat terpenuhi sekaligus bersiap memenuhi kebutuhan pada masa mendatang,” sebut Kelly.
Kelly menyarankan agar tidak mengandalkan gaji bulanan.
Baca Juga: Jangan Langsung Panik! Begini 3 Tips Hadapi Resesi Keuangan Menurut Perencana Keuangan
Bisa dengan berbisnis berbasis hobi dan dijalankan secara online sehingga bila terjadi penurunan pendapatan, keluarga masih dapat bertahan hidup.
Segmen market “menengah bawah” atau “menengah atas” bisa jadi target pelanggan sebab segmen ini akan cenderung menurunkan budget dan lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR