Nakita.id – Mendorong motivasi belajar anak memang tidaklah mudah, ya Moms. Apalagi saat mempelajari matematika dan bahasa Inggris. Dua pelajaran tersebut dapat melatih kemampuan berlogika dan daya ingat.
Saat belajar matematika, si kecil harus menghafal sejumlah rumus dan memanfaatkan logika untuk mengaplikasikannya dalam penyelesaian soal. Sementara pada pelajaran bahasa Inggris, logika berbahasa diperlukan untuk menyusun kalimat dan memahami struktur kalimat.
Tak hanya itu, untuk dapat menguasai kedua mata pelajaran tersebut si kecil juga perlu tekun dan disiplin. Metode belajar yang tepat juga diperlukan supaya penguasaan pelajaran lebih baik. Salah satunya, Metode Kumon.
Manfaat dari Metode Kumon dirasakan oleh Afifah Fariha Rafasyahlia (9 tahun). Siswa yang duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar (SD) ini mengikuti program belajar matematika dan English as a Foreign Language (EFL) di Kumon. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.
Baca Juga: Life Skill Penting untuk Masa Depan Anak, Moms Harus Mulai dari Mana untuk Mengajarinya?
Siswa yang akrab disapa Afifah atau Lovely tersebut didaftarkan oleh ibunya untuk mengikuti kursus Kumon sejak ia berusia 4 tahun.
“Bunda mendaftarkan aku ke Kumon supaya terbiasa dengan ritme belajar yang teratur, walaupun belum bersekolah,” ujar Afifah menurut keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).
Afifah menceritakan bahwa ia sebenarnya tidak asing dengan Kumon. Pasalnya, kakak Afifah juga belajar di Kumon. Afifah sering kali melihat kakaknya mengerjakan lembar kerja yang menjadi media belajar di Kumon.
Meski demikian, Afifah mengatakan bahwa pada awalnya ia sempat mengalami beberapa kesulitan dalam mengerjakan soal di subjek Matematika Ia sempat mengalami naik turun dalam minat belajar. Ada beberapa lembar kerja Kumon yang membuatnya merasa kesulitan.
Baca Juga: Ingin Tahu Manfaat dan Metode Belajar Kumon? Yuk, Ikut Program Belajar Gratis Kumon
“Aku pernah menangis saat mengerjakannya. Contohnya Matematika Level B (materi setara kelas 2 SD), materi penjumlahan, dan pengurangan ratusan sangat sulit. Di Level D ada pembagian ribuan dan banyak pengulangan. Begitu juga di Matematika Level F pada materi 4, aku mengalami kesulitan,” kata Afifah.
Namun, latihan yang rutin dan bimbingan dari Pembimbing Kumon membuat Afifah mampu menyelesaikan tantangan tersebut. Ia menjadi lebih gigih dan tidak cepat putus asa.
Sebagai informasi, Metode Kumon diciptakan oleh guru matematika asal Jepang, Toru Kumon. Namun, metode yang dibuat pada 1954 tersebut masih relevan hingga sekarang, Moms.
Kumon mengedepankan pembelajaran secara mandiri. Keunggulan metode belajar ini, anak tidak dikelompokkan ke dalam satu kelas seperti kursus-kursus pada umumnya. Anak mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja yang disesuaikan dengan tingkat kemampuannya.
Baca Juga: Belajar Panjat Tebing di Climb On Climbing Gym Ternyata Bisa Melatih Si Kecil dalam Hal Ini
Materi ajar Kumon juga dibuat dengan sistematis. Guru Pembimbing hanya menstimulasi minat belajar anak, sehingga anak benar-benar didorong memiliki kegigihan dan rasa penasaran untuk menyelesaikan soal.
Setelah mengikuti kursus di Kumon, tidak hanya kemampuan akademis Afifah yang bertambah, tetapi juga life skill. Ia menjadi lebih positif dalam melakukan problem solving.
Di tengah kesibukannya, Afifah juga mengikuti kursus lain, seperti menggambar, biola, piano, dan mengaji. Afifah tetap menemukan ritme yang tepat untuk mempelajari mata pelajaran akademis dan pelajaran lain yang mendukung masa depannya dengan seimbang. Bahkan, ia menorehkan prestasi membanggakan, lho Moms.
Afifah telah memenangkan medali perunggu di Guangdong Hong Kong Macao Greater Bay Area Mathematical Olympiad Heat 2020. Kemudian, medali perunggu di ajang yang sama pada 2021.
Pada tahun yang sama, Afifah memenangkan medali perunggu di Thailand International Mathematical Olympiad Heat.
Prestasi juga ditorehkan di bidang musik. Afifah meraih medali emas untuk kategori piano pada Yamaha Music Festival 2019 dan biola pada ajang yang sama di 2019. Kemudian, pada 2020 ia mendapat medali perak untuk kategori piano di ajang yang sama.
Sejak berada di taman kanak-kanak (TK) Afifah juga selalu menjuarai berbagai lomba dan kompetisi. Prestasi yang diraih tidaklah mudah, karena Afifah memerlukan kedisiplinan dan kegigihan.
Kisah Afifah dapat menjadi bukti bahwa dengan metode belajar yang tepat si kecil akan melampaui keterbatasannya, mengembangkan hobinya serta meningkatkan life skill.
Baca Juga: Belajar Mengelola Emosi, Ayah Berperan Sama Membantu Anak Mengatasi Perasaan Marahnya
Berlatih setiap hari dengan Metode Kumon dapat menjadi salah satunya. Oleh sebab itu, saatnya orang tua mempertimbangkan metode yang tepat seperti Kumon untuk mendukung proses belajar anak. Dengan Kumon, life skill si kecil mampu berkembang dan dapat dijadikan bekal untuk meraih cita-cita.
Yuk Moms, kunjungi kelas Kumon terdekat bersama Si kecil untuk mendapat kesempatan Tes Penempatan dan konsultasi kondisi belajar anak secara gratis.
Apabila cocok, anak dapat mendaftar dan melanjutkan pengembangan kemampuannya dengan Metode Kumon. Kumon tidak hanya berfokus pada pelajaran Matematika. Saat ini, Kumon juga memiliki kelas English as a Foreign Language (EFL). Metode belajar yang digunakan juga sama, yakni dengan memanfaatkan lembar kerja yang disusun secara small step sesuai dengan kondisi belajar anak dan secara bertahap meningkat kesulitannya.
Utuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar program Kumon dan mendaftarkan anak Moms, kunjungi id.kumonglobal.com. Moms juga bisa bertanya-tanya melalui WA Center Kumon dan bisa mengunjungi Instagram @kumonindonesia atau Facebook kumonindonesia.official.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Wandha Nur Hidayat |
KOMENTAR