Nakita.id - Apakah Moms bingung mengenai perbedaan kehamilan normal dan kehamilan ektopik?
Kehamilan biasanya dimulai dengan adanya fertilisasi atau pembuahan.
Pada kehamilan normal, sel telur menempel pada dinding uterus atau rahim.
Sementara kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel dan tumbuh di luar uterus.
Kehamilan ektopik pada umumnya terjadi di tuba fallopi.
Di mana seharunya tuba fallopi membawa sel telur yang dibuahi ke uterus.
Tipe kehamilan seperti ini juga disebut kehamilan tubal.
Kadang, kehamilan ektopik juga terjadi di bagian tubuh lain.
Seperti ovarium, serviks dan bagian rongga perut.
Kehamilan ektopik tidak bisa berjalan dengan normal yang membuat sel telur yang dibuahi tidak bisa bertahan.
Pada jangka panjang, kehamilan ektopik bisa mengakibatkan pendarahan yang mengancam nyawa jika tidak diatasi.
Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Kehamilan Ektopik dan Penyebabnya
Melansir dari Mayo Clinic, kehamilan ektopik bisa ditandai dengan munculnya sejumlah gejala.
Pertama, kehamilan ektopik cenderung mirip dengan kehamilan biasa.
Moms akan terlambat datang bulan, payudara nyeri dan mual.
Tes kehamilan juga akan menunjukkan kalau hasilnya positif.
Tapi kemudian pertumbuhan sel telur yang dibuahi itu akan bermasalah.
Karena tumbuh di tempat yang tidak tepat, Moms akan mengalami sejumlah gangguan kesehatan.
Pertama, kehamilan ektopik akan menyebabkan pendarahan vagina dan nyeri panggul.
Jika darah keluar dari tuba fallopi, ini akan memicu nyeri bahu dan keinginan buang air.
Gejala yang muncul bergantung dari kondisi letak darah menggumpal dan mana saraf yang terpengaruh.
Moms dianjurkan untuk menemui dokter jika merasakan:
- Rasa sakit luar biasa pada bagian perut atau panggul diikuti pendarahan vagina
- Pingsan
- Nyeri bahu
Mengutip dari Nakita, berikut adalah faktor penyebab kehamilan ektopik:
- Riwayat operasi di daerah panggul atau operasi di tuba fallopi yang menimbulkan risiko perlengketan.
- Riwayat radang di daerah panggul dan endometriosis juga dapat meningkatkan risiko perlengketan di daerah panggul dan tuba fallopi.
- Pembentukan organ reproduksi ibu yang tidak normal.
- Pernah memiliki riwayat kehamilan ektopik pada kehamilan sebelumnya.
- Penggunaan obat untuk merangsang kesuburan.
- Program kehamilan spt IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung.
- Hamil saat sedang menggunakan kontrasepsi IUD.
- Kebiasaan merokok.
Baca Juga: Apa Artinya Kehamilan di Luar Kandungan dan Kenapa Harus Dihentikan Segera
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR