Nakita.id - Saat telat haid atau menstruasi, kita seringkali berpikir apakah kondisi ini merupakan tanda kehamilan.
Namun, ternyata kesimpulannya tidak selalu begitu Moms!
Untuk itu kita mesti tahu berapa batas waktu telat haid yang normal.
Mengutip dari Healthline, jika seorang wanita tidak memiliki penyakit tertentu yang memengaruhi siklus menstruasinya, maka menstruasi akan dimulai dalam 21 hingga 35 hari dari periode terakhirnya tergantung pada siklus normal setiap orang.
Apabila siklus reguler Moms adalah 28 hari dan masih juga menstruasi pada hari ke 29, maka menstruasi secara resmi dianggap terlambat.
Demikian juga, jika siklus reguler Moms adalah 32 hari dan masih belum menstruasi pada hari ke 33, ini juga dikatakan terlambat.
Pada dasarnya siklus haid yang terjadi kurang atau lebih dari itu sebanyak 7 hari atau seminggu masih termasuk normal.
Moms, tidak perlu khawatir karena hal ini masih dianggap wajar.
Namun, perlu diwaspadai saat kita terlambat haid selama 6 minggu.
Pasalnya ada beberapa hal yang dapat membuat kita telat haid.
Mulai dari gaya hidup hingga kondisi kesehatan yang kronis. Yuk, simak sejumlah penyebabnya Moms!
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Hamil Muda Selain Telat Haid yang Tidak Disadari
Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dan suntikan Depo-Provera—dapat menyebabkan haid tidak teratur atau "terlambat".
Selain itu, jika Moms menggunakan pil KB dan terus meminumnya lebih dari 21 hari lapisan rahim tetap stabil.
Artinya lapisan rahim tidak akan luruh dan kita tidak akan mengalami haid.
Orang dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) biasanya mengalami telat haid.
Selain itu gejala PCOS lainnya termasuk penambahan berat badan.
Peningkatan kadar hormon androgenik, testosteron, yang dapat menyebabkan pertumbuhan rambut tebal di wajah dan payudara.
Ketegangan emosional dapat memengaruhi wilayah otak yang mengontrol kelenjar hipofisis.
Kelenjar ini yang mengatur hormon yang merangsang indung telur kita.
Akibatnya, terkadang stres bisa menyebabkan telat datang bulan.
Tetapi penting untuk dicatat bahwa setiap orang mengalami stres secara berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap siklus menstruasi sangat subjektif.
Dengan kata lain ada juga orang yang tetap lancar menstruasinya meskipun sedang mengalami stres.
Baca Juga: Gejala Telat Haid Tanda Menopause yang Wajib Moms Ketahui dan Pahami
Menurunkan atau menambah berat badan bisa memengaruhi menstruasi.
Penurunan berat badan yang drastis dan anoreksia dapat mematikan produksi hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) hipotalamus yang mengatur ovarium.
Sebaliknya, menambah berat badan juga dapat memiliki efek yang serupa, terutama jika terkait dengan kondisi seperti PCOS.
Orang dengan PCOS mungkin sangat sensitif terhadap kenaikan dan penurunan berat badan.
Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 51 tahun.
Namun sebelum itu mereka mengalami masa transisi yang dikenal dengan perimenopause.
Jika Moms berusia di bawah 45 tahun dan menstruasi benar-benar berhenti, kemungkinan kita mengalami menopause dini atau kegagalan ovarium prematur.
Meskipun jarang dan tidak mungkin, kadang-kadang prolaktinoma menyebabkan telat haid.
Prolaktinoma atau tumor hipofisis mengeluarkan hormon prolaktin (hormon yang mengatur ASI) dalam jumlah berlebihan.
Gejalanya adalah menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penglihatan kabur, dan keluarnya cairan dari payudara.
Nah Moms, itulah batas aman waktu haid dan penyebab telat haid yang harus diwaspadai.
Baca Juga: Amankah Telat Haid 7 Hari Diatasi dengan Minum Soda? Berikut Penjelasannya
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR