Nakita.id - Di mata pelajaran Bahsa Indonesia SMA kelas 10 kurikulum merdeka, ada pembahasan mengenai puisi.
Peserta didik diharapkan memahami apa itu pengertian puisi.
Selain itu, juga perlu dipahami mengenai unsur-unsur pembentuk teks puisi.
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam bentuk kata-kata.
Kata-kata yang ada pada puisi berbeda dengan kata yang ada di karya tulis seperti novel, cerpen, dan sebagainya.
Sebagian besar puisi menggunakan kalimat kiasan.
Sehingga, penulisan kalimatnya indah dan menggugah imajinasi pembaca.
Dalam penulisan puisi, penting untuk memperhatikan irama, bait, rima, larik, dan sebagainya.
Oleh karenanya, banyak yang beranggapan puisi sebagai karya yang lebih padat dibandingkan karya sastra lainnya.
Berikut beberapa unsur pembentuk puisi yang penting diketahui.
Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan.
Majas menggunakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya.
Sifat majas pada dasarnya menghubungkan satu hal dengan sesuatu yang lain.
Majas bisa membuat kalimat pada puisi jadi lebih menarik.
Beberapa jenis majas diantaranya majas metafora, hiperbola, dan sebagainya.
Citraan sama dengan pengimajian.
Kalimat citraan bisa membuat pembaca berkhayal atau berimajinasi.
Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, mencium, hingga mengecap suatu hal yang diungkapkan pada puisi.
Citraan ini seperti bisa dirasakan oleh panca indra.
Pada kata konkret, rujukannya lebih mudah ditangkap panca indra.
Konkret bisa berarti nyata, wujud, atau benar-benar ada.
Misalnya, pada suatu puisi ada kata hujan, jalan, pohon, dan sebagainya.
Kata hujan bisa mengonkretkan maksud penulis untuk manusia selalu jatuh atau menangis.
Jalan bisa diartikan sebagai kisah hidup seseorang.
Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi.
Asosiasi merupakan keterkaitan makna kata dnegan hal lain di luar bahasa.
Makna konotatif timbul sebagai akibat asosiasi perasaan pembaca terhadap kata yang dibaca, diucapkan, dan didengar.
Pada kata konotatif ada pergeseran dari makna asalnya.
Misalnya, kata nyala umumnya berkaitan dengan api atau cahaya.
Namun, pada kalimat larik kuda bernapaskan nyala, kata nyala memiliki arti semangat berkobar.
Rima pada puisi adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata.
Tujuan dari rima yaitu untuk memperindah puisi.
Rima juga bisa menggambarkan perasaan pengarang.
Baca Juga: Kunci Jawaban Majas Puisi Bab 6 Halaman 164-165, Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum Merdeka
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR