Nakita.id - Katarak biasanya terjadi pada orang dewasa sekitar usia 50 tahun ke atas.
Namun, tahukah Moms, bahwa penyakit mata ini juga bisa berisiko dialami anak-anak.
Katarak pada anak dikenal dengan sebutan katarak kongenital.
Dr. Florence Meilani Manurung, SpM(K) Dokter Spesialis Mata JEC Eye Hospitals menjelaskan apa yang dimaksud dengan katarak kongenital.
"Katarak kongenital adalah kekeruhan lensa mata yang terjadi sejak lahir," kata Dr. Florance dalam wawancaranya bersama Nakita.id, Rabu (7/12/2022).
Ia menjelaskan bahwa, lensa mata normalnya berwarna bening.
"Lensa mata fungsinya untuk memfokuskan cahaya dari depan mata ke dalam retina agar bisa ditangkap oleh otak sehingga anak bisa melihat sebuah objek," kata Dr. Florence.
Dijelaskan bahwa pada pengidap katarak, lensa matanya tidak bening melainkan keruh.
"Sehingga, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersendat dan sulit dibiaskan ke retina" kata Dr. Florence.
"Hal ini membuat pengelihatan anak menjadi kabur atau tidak sempurna," lanjutnya.
Meski begitu Moms, jangan khawatir karena katarak kongenital ini jarang terjadi.
Dr. Florence menjelaskan bahwa, kelainan katarak kongenital ini jarang terjadi.
Kondisi ini kemungkinan terjadinya sekitar 1 sampai 6 dari 10.000 bayi baru lahir.
Menurut American Academy of Ophthalmology, katarak kongenital bisa menyebabkan kebutaan pada 5-20% bayi dan anak.
Katarak Kongenital pada anak terbagi menjadi beberapa jenis.
Sebelumnya, Dr. Florence menjelaskan bahwa pada pangidap katarak lensanya berwarna keruh dan tertutupi.
"Namun, ada juga dimana tidak semua lensanya akan tertutupi," katanya.
Apabila bagian lensa yang tertutup sedikit, maka tidak terlalu mengganggu pengelihatan anak.
"Tapi, ada juga katarak yang menutupi seluruh pupil," kata Dr. Florence.
"Tentunya ini akan mengganggu perkembangan pengelihatan anak," lanjutnya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa katarak kongenital bisa terjadi pada dua mata atau satu mata saja.
Dr. Florence juga menjelaskan, bayi prematur berisiko mengalami katarak kongenital.
Kemungkinan bayi prematur untuk mengalami katarak kongenital sebesar 0,9 - 1,9%.
"Hal ini karena bayi prematur bisa mengalami gangguan metabolisme atau infeksi selama dalam kandungan," kata Dr. Florence.
Kemudian, ia menjelaskan penyebab kedua adalah adanya komplikasi akibat retinopathy of prematurity.
"Pada bayi prematur, retinanya atau sarafnya belum berkembang dengan baik," kata Dr. Florence.
Kemudian, penyebab yang ketiga adalah bayi prematur menjalani sejumlah perawatan khusus.
"Diantaranya, laser, suntik, atau operasi saraf lepas pada bayi prematur," ujarnya.
Hal ini kemungkinan bisa menjadi salah satu faktor penyebab katarak kongenital pada bayi.
Nah Moms, katarak pada bayi harus segera ditangani.
Jangan sampai kondisi ini mengganggu perkembangan penglihatan anak sampai dewasa.
Pada kondisi yang lebih buruk, katarak pada anak bisa menyebabkan kebutaan.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR