Mengutip dari berbagai sumber, paes ageng Yogyakarta yang digunakan Erina merupakan tata rias khas Yogyakarta.
Selain paes Solo, paes ageng ini juga sering digunakan di upacara pernikahan oleh pengantin perempuan.
Dahulu, paes ini digunakan oleh putri-putri di Keraton Yogyakarta.
Sementara masyarakat yang ingin mengenakan paes ini, riasannya lebih sederhana.
Tujuan dikenakannya paes ageng Yogyakarta ini adalah untuk membersihkan jiwa dan menguatkan jiwa para perempuan atau pengantin agar terhindar dari petaka.
Tak hanya itu, penggunaan paes juga dinilai membuat pengantin lebih cantik dan beraura.
Pada zaman dulu, busana dan tata rias Paes Ageng Jogja hanya boleh dikenakan oleh kerabat raja.
Pada masa Sultan HB IX yang dengan prinsipnya “tahta untuk rakyat” pada tahun 1940, masyarakat umum diperbolehkan memakai busana ini dalam upacara pernikahan.
Sejak saat itulah riasan paes ageng mulai banyak digunakan.
Ada pun paes ageng memiliki makna pada setiap riasan dan aksesorisnya.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR