Nakita.id – Umumnya, pubertas anak perempuan dapat terjadi di usia yang berbeda-beda pada setiap anak.
Ada yang mengalaminya lebih dini, namun ada pula yang terlambat mengalami pubertas.
Hal inilah yang mungkin membuat sebagian orangtua cemas apakah kondisi ini normal atau ada kondisi lain yang menyebabkannya.
Pubertas merupakan masa transisi ketika anak-anak menjadi dewasa muda yang ditandai dengan perubahan fisik dan emosional.
Sebagian besar anak perempuan akan memulai pubertas saat mereka berusia 8 hingga 13 tahun.
Perubahan fisik pubertas pada anak perempuan berupa perkembangan payudara, tumbuhnya rambut di area kemaluan dan di bawah lengan, hingga berubahnya bentuk tubuh mereka.
Pinggul mulai melebar dan berat badan serta lemak tubuh mereka bertambah. Sementara, menstruasi akan terjadi sekitar 2 tahun setelah kuncup payudara muncul, biasanya antara usia 9 hingga 16 tahun.
Namun, jika anak perempuan tidak kunjung mengalami pubertas, kira-kira apa saja ya Moms penyebabnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Jika salah satu orang tua dulunya mengalami keterlambatan pubertas. Maka kemungkinan besar hal tersebut juga dapat terjadi pada anak.
Tidak mendapatkan cukup makanan atau pola makan yang rendah nutrisi dapat menganggu pertumbuhan.
Salah satunya ketika tubuh tidak memiliki jumlah lemak yang cukup.
Baca Juga: Ciri Pubertas pada Anak Remaja Perempuan, Bagian Tubuh Ini Akan Tumbuh
Dilansir dari Flo Health, tubuh membutuhkan cadangan lemak yang cukup untuk memulai pubertas, terutama saat menstruasi.
Kekurangan makanan, aktivitas fisik yang berlebihan, gangguan makan, atau pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan pubertas tertunda.
Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia dapat menjadi penyebab anak perempuan mengalami keterlambatan pubertas.
Akibat kondisi ini membuat mereka kekurangan gizi dan kekurangan lemak tubuh.
Sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk menghasilkan atau mempertahankan periode menstruasi bulanan sehingga menyebabkan pubertas tertunda.
Hipogonadisme terjadi ketika ovarium menghasilkan sedikit atau tidak ada hormon, karena kerusakan ovarium atau perkembangan yang tidak tepat.
Hipogonadisme juga dipicu oleh disfungsi pada bagian otak yang mengontrol proses pubertas.
Sementara itu, hipogonadisme hipogonadotropik terkadang merupakan bagian dari beberapa sindrom, tetapi biasanya tidak memiliki penyebab.
Penyebab anak mengalami keterlambatan pubertas karena mengalami kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Penyakit kronis yang diderita dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
Adapun contoh penyakit kronis yang dapat menyebabkan pubertas terlambat antara lain fibrosis kistik, diabetes, penyakit ginjal, asma, penyakit sel sabit, penyakit celiac.
Baca Juga: 5 Penyebab Anak Mengalami Pubertas di Usia Dini
Perawatan yang tepat dapat mengendalikan penyakit dan memungkinkan dapat mendukung pubertas.
Alasan lain yang melatarbelakangi pubertas yang terlambat adalah adanya gangguan genetik.
Misalnya, adanya gangguan kromosom seperti sindrom Turner dan sindrom Klinefelter dapat mencegah atau memperlambat pubertas.
Untuk mendiagnosis hal ini, memerlukan pengujian laboratorium.
Gejala umum keterlambatan pubertas pada anak perempuan meliputi:
- Kurangnya perkembangan payudara pada usia 13 tahun
- Tidak mengalami menstruasi pada usia 16 tahun
- Tidak memiliki rambut kemaluan
- Lebih pendek dari tinggi rata-rata dan tingkat pertumbuhan yang lambat
- Kurangnya kematangan tulang
Perhatikan bahwa gejala pubertas yang tertunda pada anak perempuan juga dapat menunjukkan kondisi medis lainnya, jadi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Baca Juga: Kapan Usia Pubertas Anak Perempuan? Ketahui Juga Ciri-Ciri yang Dapat Dikenali
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR