Orangtua juga wajib menghargai keinginan, pendapat dari anak.
"Pola asuh yang baik adalah yang mampu membangun egaliter artinya setara, kita harus mampu menghargai anak itu," sambungnya.
Rohika juga mengingatkan, untuk menerapkan kedisiplinan tidak perlu memakai kekerasan.
Karena jika menggunakan kekerasan anak berpotensi mengalami trauma dan luka batin.
Tantangan membentuk kepribadian dan karakter anak di tengah kemajuan teknologi memang bukan perkara yang mudah.
Menurut Rohika, banyak anak-anak yang justru dibesarkan oleh sosial media.
Mereka selalu asik dengan gadget mereka sehingga membuat orangtua menilai sang buah hatinya baik-baik saja dan selalu bahagia.
Padahal banyak anak yang justru mengalami masalah kesehatan mental.
Karena orangtua tidak mampu menjadi teman bicara yang baik untuk anak Moms.
Rohika mengingatkan, pola asuh yang baik adalah dimana orangtua mampu menjadi teman bicara anak.
"Padahal para orangtua lupa dalam membangun pola pengasuhan yang mengedepankan prinsip-prinsip konfensi hak anak. Orangtua harus mampu menjadi teman bicara yang baik untuk anak, teman curhat yang enak, menjadi orangtua yang membanggakan bagi anak," tutupnya.
Baca Juga: Jenis-Jenis Pola Asuh dan Dampak yang Ditimbulkan pada Anak
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR