Nakita.id - Satu lagi anak jenius yang mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Bocah itu bernama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Thunay dengan nama sapaan Nono.
Bocah yang berasal dari Buraen, Amarasi Selatan NTT ini berhasil meraih juara 1 Lomba Matematikan Internasional.
Kecerdasannya berhitung mengalahkan beberapa peserta lain dari negara maju seperti Amerika Serikat.
Prestasinya ini pun membuat bangga masyarakat NTT dan Indonesia.
Nono sendiri adalah siswa SDN Inpres Buraen 2, Nusa Tenggara Timur.
Dilansir Nakita.id dari kanal Perempuan Timur Indonesia, diperlihatkan detik-detik Nono mengeluarkan kemampuannya dalam berhitung.
Kecepatannya dalam berhitung memang sangat luar biasa, bahkan kemampuannya dapat mengalahkan kalkulator.
Lomba Abacus atau sempoa ini diikuti sekitar 7.000 murid dari seluruh dunia.
Nah, dalam tes ini, Nono berhasil berada di posisi pertama, sedangkan posisi kedua diduduki peserta dari Qatar dan ketiga dari USA.
Ternyata ada banyak rahasia yang diceritakan Nono terkait prestasinya.
Salah satu perusahaan yang berperan dalam ajang ini adalah PT Astra International Tbk Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) di Kupang.
Yayasan inilah yang membina sekolah Nono hingga melahirkan kualitas SDM unggul.
Abacus World Competition yang diikuti Nono merupakan wadah perlombaan matematika untuk seluruh murid Abacus Brain Gym di seluruh dunia.
Skor dinilai didapat dari jumlah file yang dikerjakan siswa selama satu tahun, dimana satu file terdiri dari 10 soal.
Lalu, tiap file yang dihitung untuk penilaian minimal mendapat nilai 70.
Dilansir Nakita.id dari Tribun-Flores, Nono mengaku bisa menjadi menjadi pintar karena membaca Alkitab dan berdoa, rendah hati dan terus berlatih.
" Nono merasa senang. Saya belajar Matematika Gasing," ujar Nono dikutip Tribun-Flores (18/1).
Pengakuan Nono dibenarkan oleh Nuryati Usanak Seran dan Raflim Meo, orang tua kandung Nono.
" Nono diajarkan sebelum belajar harus membaca Alkitab dan berdoa. Itu yang selalu di ajarkan," ungkap Nuryati.
"Kami sebagai orang tua merasa sangat senang dan bangga sekali. Jujur pada saat menyanyikan lagu Indonesia, saya merasa sedih dan haru, saya punya hati berjasa buat negara," tambahnya.
Ia menceritakan bahwa Nono merupakan siswa binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) dan kebetulan Nuryati menjadi guru Matematika binaan Astra.
"Awalnya saya ikut kegiatan gasing (metode matematika gampang, asik dan menyenangkan). Setelah itu, saya mengikuti pelatihan di Tangerang-Jakarta selama dua bulan. Sepulang dari pelatihan saya mencoba mengajarkan metode gasing tersebut ke Nono, dengan menggunakan fasilitas-fasilitas dari Astra," ujarnya.
Dengan menggunakan metode ini ternyata Nono sangat cepat dalam menghitung.
"Jujur, selama ini saya dampingi dia dalam mengajar matematika. Tapi saya lambat. Saya tidak cepat seperti Nono. Kalau saya tes dia, saya harus hitung pake kalkulator. Dia bisa menghitung cepat dalam kalkulasi bagi," tambahnya.
Ia berharap agar kedepan itu perlu merubah pola belajar anak.
"Kita tidak perlu mengekangkan tentang kekerasan. Ini saya buktikan saat binaan Astra. Kita perlu memberi semangat buat anak-anak. Karena kebanyakan kita jarang memberikan spirit kepada anak-anak. Kita harus mengembangkan talenta sesuai yang Tuhan kasih. Nono itu hanya sebagai motivasi buat anak-anak agar bisa berprestasi," pintanya.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengaku merasa senang dan bangga atas prestasi yang dicapai Nono.
“Saya merasa senang dan bangga melihat anak seperti nono yang cerdas dan membanggakan NTT tetapi juga dunia dan peran guru yang sangat penting," ungkap Viktor Laiskodat dilansir Tribun-Flores.
Keberhasilan Nono, diakui Viktor Laiskodat r tidak terlepas dari peran guru sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.
Ia mengatakan tangungjawab seorang guru dalam kegiatan pendidikan masih panjang, anak-anak harus mandiri dan basiknya harus dijaga.
“Peran guru sangat penting dan baik dalam dunia pendidikan dan yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak," tegas Viktor.
Setiap anak menurut VBL, harus didik menjadi cerdas karena para guru sedang membentuk sumber daya manusia, sehingga tidak harus dilakukan dengan kekuatan fisik karena para guru bukan sedang membangun robot.
Gubernur berharap agar para orang tua harus mampu membuat anak untuk jauh dari masalah, namun menjadi masalah apabila dalam mendidik anak dilakukan seperti membuat robot yang pada akhirnya menjadi manusia yang emosional dan spirit untuk berubah.
Ia juga meminta bupati dan kadis pendidikan agar bisa mereplikasi metode belajar dari ASTRA agar hasilnya optimal dan tepat sasaran.
Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno menyampaikan apresiasi kepada Astra yang sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition.
"Kita bersyukur karena Astra sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition sehingga mendapat juara satu," ujar Masneno.
Menurut Masneno, Pemerintah Kabupaten Kupang saat ini sedang melakukan kerjasama dengan Astra.
"Kedepan metode yang digunakan Astra, kita akan terapkan di murid-murid yang lain," tutupnya.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR