Baca Juga: Manfaat Tawakal Kepada Allah, Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum Merdeka
Seseorang yang memiliki bibit kebencian dan tidak suka kepada orang lain, cenderung akan memusuhi orang lain dengan segala cara.
Ia akan berusaha mengolok-olok, mencari-cari kesalahan, mengadu domba, mencaci dan mengejek orang lain dengan berbagai cara.
Sehingga apabila orang yang diperlakukan buruk tersebut tidak dapat menerima, ini tentu saja berpotensi memicu kemarahan dan permusuhan.
Setiap orang memiliki temperamen yang berbeda-beda, sehingga sesunguhnya sifat temperamental merupakan sifat hati yang harus dikelola agar setiap kemarahan tersebut tidak bersifat destruktif atau merusak.
Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental (ghadhab) dalam kehidupan yaitu:
Yaitu golongan yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan sifat pemarah, lalu bersikap berlebihan sehingga kehilangan kendali terhadap akal sehatnya.
Seringkali golongan ini akan berteriak dan membentak dengan suara yang kasar dan adakalanya sampai terjadi pemukulan dan amukan hingga menyebabkan terjadinya pertumpahan darah.
Yaitu golongan yang tidak bisa marah. Merupakan kebalikan dari golongan ifrath. Golongan ini sama sekali tidak akan menunjukkan sikap marah terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Pada golongan orang yang seperti ini, menghadapi urusan agama yang dihina maupun diinjak-injak oleh golongan lain pun, mereka akan bersikap acuh, tidak peduli dan tidak memiliki hasrat untuk melakukan pembelaan terhadap kebenaran.
Yaitu golongan moderat yang berada di antara ifrath dan tafrith. Mereka tidak akan kehilangan sifat pemarah sama sekali tetapi akan marah hanya pada saat-saat tertentu dengan kemarahan yang proporsional.
Sifat marah yang proporsional adalah marah yang timbul karena sesuatu melanggar larangan Allah SWT dan dalam rangka membela agama Islam dan umatnya.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR