Nakita.id - Pada mata pelajaran agama Islam kelas X kurikulum merdeka, peserta didik wajib mengetahui definisi sifat temperamental (Ghadhab), penyebab, dan tingkatannya, pada materi Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Lebih Nyaman dan Berkah.
Berikut rangkumannya untuk peserta didik kelas X di tingkat SMA.
Temperamental atau sifat mudah marah dalam bahasa Arab berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhiba–yaghdhibu–ghadhaban.
Menurut istilah,ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah karena tidak senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain. Sifat amarah, selalu mendorong manusia untuk bertingkah laku buruk.
Menurut Sayyid Muhammad Nuh dalam kitab ‘Afatun ‘ala at-Thariq marah adalah perubahan emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna melampiaskan dan mengobati apa yang ada di dalam hati.
Sedangkan dalam perspektif ilmu tasawuf, Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa marah adalah tekanan nafsu dari hati yang mengalirkan darah pada bagian wajah yang mengakibatkan kebencian kepada seseorang.
Lawan kata dari sifat ghadhab adalah rida atau menerima dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat marah.
Ghadhab sering dikiaskan seperti nyala api yang terpendam di dalam hati, sehingga orang yang sedang dalam keadaan marah, wajahnya akan memerah seperti api yang menyala.
Lalu apa penyebab sifat temperamental ada dalam tubuh manusia?
Secara umum penyebab seseorang menjadi temperamental dan mudah marah karena 2 hal, yakni faktor fisik dan faktor psikis. Berikut penjelasannya:
Terkait faktor fisik, seseorang perlu memperhatikan jasmaninya dengan baik agar dapat mengelola emosi yang ada pada dirinya ketika berada dalam kondisi yang membuatnya terpancing untuk marah, penyebab kemarahan karena fisik, yakni:
Baca Juga: Kunci Jawaban Penilaian Pengetahuan Halaman 201 Bagian Essay Agama Islam Kelas X Kurikulum Merdeka
- Sedang Merasa Lelah yang Berlebihan
Ketika fisik seseorang terlalu lelah dalam bekerja, umumnya hati akan menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung, sehingga ini yang membuatnya mudah marah.
- Kekurangan Zat-zat Penting Tertentu dalam Tubuh
Kurangnya zat-zat tertentu pada tubuh, terutama zat yang dibutuhkan otak, misalnya kekurangan zat asam maka otot-otot juga akan menjadi tegang, sistem pencernaan terganggu bahkan terjadi reaksi kimia pada otak sehingga mudah terbawa perasaan dan cepat tersinggung dengan sesuatu yang membuat tidak nyaman.
- Reaksi Hormon
Hormon juga dapat menjadi penyebab seseorang mudah marah dan sensitif. Perempuan biasanya lebih sering mengalami ini.
Misalnya, ketika akan datang masa menstruasi atau disebut dengan pre menstrual syndrome (PMS).
Beberapa tanda PMS yang muncul adalah perubahan suasana hati, kelelahan, mudah marah, depresi dan lain sebagainya.
Selain fisik, faktor psikis juga dapat menyebabkan seseorang memiliki sifat temperamental yang erat kaitannya dengan karakter dan kepribadian seseorang. Beberapa di antaranya adalah:
- Sifat Ujub (Bangga terhadap Diri Sendiri)
Memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri yang berlebihan, baik dalam hal pemikiran, pendapat, status sosial, keturunan, atau kekayaan, bisa membuat seseorang menjadi mudah marah apabila tidak dikendalikan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.
Sifat ujub sangat dekat dengan kesombongan jika ia tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain seperti yang diharapkan, hal ini ini yang berpotensi munculnya sifat ghadab.
- Perdebatan atau Perselisihan
Debat adalah adu argumen antara satu pihak dengan pihak lain untuk memutuskan atau mendiskusikan tentang sebuah perbedaan.
Berdebat tidaklah dilarang, tetapi tetap harus menjaga adab, karena jika tidak bisa berakibat buruk dan banyak contoh akibat berdebat yang membuat seseorang menjadi gampang marah dan emosinya tidak terbendung.
Meskipun yang diperdebatkan adalah sesuatu yang, jika tidak didasari dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang benar, perdebatan tersebut dapat menimbulkan kemarahan dan mendatangkan perselisihan.
- Bercanda yang Berlebihan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai dan mengalami sekumpulan orang yang gemar bercanda, bersenda gurau yang terkadang melampaui batas.
Akibatnya, candaan dan senda gurau tersebut malah bisa menyakiti hati orang lain. Hal inilah yang bisa membuat seseorang jadi sensitif dan berpotensi mengundang kemarahan orang lain.
- Ucapan Kasar dan Tidak Sopan
Sering mengucapkan kata-kata kasar berupa celaan, hinaan, umpatan hingga perkataan yang menyakiti hati orang lain, merupakan salah satu pemicu munculnya kemarahan seseorang.
Sebab perkataan yang di luar batas kepada orang lain bisa saja menjadikan ia tersinggung, kemudian memicu terjadinya kemarahan dan pertengkaran yang akan merugikan.
- Sikap Permusuhan kepada Orang Lain
Baca Juga: Manfaat Tawakal Kepada Allah, Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum Merdeka
Seseorang yang memiliki bibit kebencian dan tidak suka kepada orang lain, cenderung akan memusuhi orang lain dengan segala cara.
Ia akan berusaha mengolok-olok, mencari-cari kesalahan, mengadu domba, mencaci dan mengejek orang lain dengan berbagai cara.
Sehingga apabila orang yang diperlakukan buruk tersebut tidak dapat menerima, ini tentu saja berpotensi memicu kemarahan dan permusuhan.
Setiap orang memiliki temperamen yang berbeda-beda, sehingga sesunguhnya sifat temperamental merupakan sifat hati yang harus dikelola agar setiap kemarahan tersebut tidak bersifat destruktif atau merusak.
Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental (ghadhab) dalam kehidupan yaitu:
Yaitu golongan yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan sifat pemarah, lalu bersikap berlebihan sehingga kehilangan kendali terhadap akal sehatnya.
Seringkali golongan ini akan berteriak dan membentak dengan suara yang kasar dan adakalanya sampai terjadi pemukulan dan amukan hingga menyebabkan terjadinya pertumpahan darah.
Yaitu golongan yang tidak bisa marah. Merupakan kebalikan dari golongan ifrath. Golongan ini sama sekali tidak akan menunjukkan sikap marah terhadap apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Pada golongan orang yang seperti ini, menghadapi urusan agama yang dihina maupun diinjak-injak oleh golongan lain pun, mereka akan bersikap acuh, tidak peduli dan tidak memiliki hasrat untuk melakukan pembelaan terhadap kebenaran.
Yaitu golongan moderat yang berada di antara ifrath dan tafrith. Mereka tidak akan kehilangan sifat pemarah sama sekali tetapi akan marah hanya pada saat-saat tertentu dengan kemarahan yang proporsional.
Sifat marah yang proporsional adalah marah yang timbul karena sesuatu melanggar larangan Allah SWT dan dalam rangka membela agama Islam dan umatnya.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR