Nakita.id - Jangan sampai Moms lewatkan sleep training bayi sedini mungkin.
Pasalnya, pelatihan tidur pada bayi memiliki sederet manfaat yang luar biasa untuk Si Kecil.
Lantas, apa saja manfaatnya?
Melansir dari Smart Sleep Coach, berikut ini beberapa manfaatnya.
The Journal of Epidemiology and Public Health merilis sebuah studi yang menemukan bahwa peserta didik dengan jam tidur yang konsisten memiliki performa yang lebih baik di sekolah.
Tak hanya itu, The Japanese Society of Child Neurology juga menemukan bahwa anak usia 18 bulan yang tidur larut malam justru akan mengalami perlambatan peningkatan kemampuan kognitifnya.
Selain kemampuan kognitifnya, sleep training bayi juga terbukti dapat mengembangkan kemampuan emosional dan bahasanya, Moms.
Hal ini sudah dibuktikan dalam sebuah studi di Sleep Medicine Reviews, dimana rutinitas tidur dapat berkontribusi dalam perkembangan yang sangat positif dan luar biasa.
Mulai dari perkembangan bahasa, peningkatan literasi, regulasi emosi dan sikap, keterikatan hubungan orangtua dan anak, dan lain-lain.
Sebuah studi di Early Human Development menemukan, bayi yang mendapat istirahat cukup akan lebih mudah didekati dan beradaptasi terhadap situasi baru.
Maka dari itu, jangan sampai Moms biarkan Si Kecil tidak mendapat istirahat yang cukup setiap harinya ya.
Baca Juga: Tips Menidurkan Bayi Agar Lelap dan Tidak Sering Bangun di Malam Hari
Manfaat sleep training bayi yang terakhir ini juga sangat luar biasa, Moms.
Hal ini sudah dibuktikan dalam sebuah studi di jurnal SLEEP, dimana durasi tidur yang cukup serta tanpa gangguan justru akan mengurangi kemungkinan obesitas anak mulai usia 1-6 bulan.
Luar biasa sekali bukan manfaat-manfaat di atas?
Jadi, jangan sampai Moms lewatkan sleep training untuk Si Kecil sedini mungkin.
Namun, kapan waktu terbaik untuk memulainya?
Noah Schwartz, MD selaku dokter anak merekomendasikan untuk mulai sleep training bayi sejak usia 4 bulan, demikian mengutip Cleveland Clinic.
Menurut dr. Schwartz, di usia ini bayi sudah cukup usia untuk belajar menenangkan diri di malam hari.
Selain itu, di usia 4 bulan juga, siklus tidur bayi juga mulai matang dan ritme sirkadiannya juga mulai bekerja secara efektif.
Meski begitu, ada juga beberapa kasus dimana bayi bisa mulai lebih cepat atau bahkan lebih lama.
Jadi, untuk benar-benar memastikan Si Kecil sudah siap untuk dilakukan sleep training, Moms bisa membawanya ke dokter anak.
Nantinya, dokter anak akan memberitahu bahwa Si Kecil sudah siap untuk dilakukan sleep training atau belum.
Baca Juga: 3 Cara Menidurkan Bayi Supaya Bayi Cepat Tidur
dr. Schwartz menyampaikan ada beberapa teknik yang bisa Moms ajarkan agar Si Kecil bisa belajar tertidur dengan sendirinya.
Cara ini bisa dibilang sangat terkenal bahkan efektif, Moms.
Pasalnya, dengan membiarkannya menangis akan membuatnya cepat lelah sehingga ingin cepat-cepat beristirahat.
Akan tetapi, sebelum membiarkan bayi tertidur, pastikan Moms sudah mengganti popoknya dengan yang bersih, menyusui, serta memastikan boks bayi sudah terkunci aman.
Setelah Moms menidurkan Si Kecil, tinggalkan dan awasi terus sampai Si Kecil terbangun di pagi harinya atau saat jam menyusu malam.
Meski sulit, konsistensi justru menjadi kuncinya di sini agar proses sleep training bayi dapat berjalan cepat.
Cara berikutnya ini juga bisa Moms lakukan selama proses sleep training bayi berlangsung.
Caranya adalah dengan membaringkan Si Kecil di boks bayi lalu memantau langsung dalam selang waktu tertentu.
Misalnya, di waktu pertama selama 3 menit, kemudian 5 menit, 10 menit, dan seterusnya.
Moms juga bisa sambil mengucapkan kata-kata positif untuknya, seperti, "Kamu hebat ya."
Hal ini dilakukan agar Si Kecil merasa nyaman karena diperhatikan terus oleh orangtuanya sendiri.
Baca Juga: Ikuti 4 Tips Menidurkan Bayi Ini, agar Si Kecil Bisa Tidur dengan Nyaman saat Malam Hari
Lakukan cara ini secara konsisten tanpa mengganggu waktu tidur Si Kecil di sana.
Selain itu, jangan melihat terlalu lama di dekat boks bayi. Apalagi, menggendongnya langsung dari boks.
Cara melakukan sleep training bayi yang berikutnya adalah dengan menggendong lalu membaringkan bayi secara terus-menerus.
Meski butuh kesabaran tinggi, tapi cara ini juga sama efektifnya dengan yang lain.
Saat menggendong Si Kecil, Moms bisa menepuk lembut pundak bayi sambil menggoyangkan sedikit ke atas dan ke bawah.
Lalu ketika Si Kecil mulai risi dan menangis, langsung baringkan Si Kecil di boks bayi.
Jangan terlalu lama berdiam di dekatnya. Moms harus langsung keluar dari kamar agar Si Kecil cepat tertidur.
Cara lainnya yang juga bisa Moms coba adalah dengan mencoba duduk di dekat boks bayi.
Setelah Moms membaringkan Si Kecil, Moms bisa mengambil kursi dan duduk di dekatnya.
Setelah Si Kecil tertidur, Moms bisa tinggalkan kamarnya dan kembali lagi saat Si Kecil mulai menangis.
Setiap malamnya, Moms bisa perlahan memundurkan kursi sedikit lebih jauh sampai akhirnya sampai di dekat pintu.
Meski begitu, cara melakukan sleep training bayi ini terkadang membuat bayi terdistraksi.
Alhasil, Si Kecil tidak bisa tidur nyenyak dengan sendirinya.
Misalnya, jika Moms biasanya membaringkan bayi sekitar pukul 7 malam tetapi menangis selama kurang lebih 30 menit, maka jam tidurnya sekitar pukul setengah 8 malam.
Maka dari itu, Moms bisa memajukan jam tidurnya 15 menit sebelumnya setiap malam.
Lakukan cara ini sampai Si Kecil berhasil tidur di waktu yang Moms inginkan.
Supaya, jadwal tidur Si Kecil menjadi lebih teratur dan Si Kecil bisa beraktivitas dengan baik di keesokkan harinya.
Nah, itu tadi 5 cara melakukan sleep training bayi yang tepat ya, Moms.
Moms bisa gunakan salah satu cara di atas, atau mengkombinasikan beberapa cara agar Si Kecil bisa tertidur nyenyak dengan sendirinya.
Dr. Schwartz kembali mengingatkan untuk tidak terlalu memaksakan diri saat melakukan sleep training ini.
Carilah metode terbaik untuknya agar bayi bisa mendapatkan kualitas tidur terbaik untuk perkembangan kemampuannya.
Selamat mencoba!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR