Nakita.id - Dads juga perlu berperan sama mengetahui penyebab obesitas pada anak.
Pasalnya, sampai saat ini masih banyak orangtua termasuk Dads yang belum tahu beberapa penyebab obesitas pada anak itu sendiri.
Padahal, penting sekali bagi Dads berperan sama dalam mencari tahu apa saja penyebab obesitas pada anak dari sekarang.
Melansir dari Mayo Clinic via Kompas, berikut ini penyebab-penyebabnya.
Dads, faktor gaya hidup yang dimaksud di sini meliputi:
- Mengonsumsi makanan dan minuman berkalori tinggi dan rendah nutrisi, seperti makanan cepat saji, makanan ringan, permen, dan soda
- Terlalu banyak makan
- Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan duduk menonton TV atau bermain ponsel/tablet/komputer
- Tidak cukup berolahraga
Dads harus tahu, Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan, untuk aktivitas fisik anak usia 5-17 tahun kurang lebih 60 menit dengan intensitas sedang hingga cukup berat setiap hari.
Selain itu, dorong anak juga untuk melakukan latihan penguatan tulang dan otot setidaknya tiga kali dalam seminggu.
Baca Juga: Seperti Apa Anak Disebut Kegemukan? Begini Kriterianya
Penyebab obesitas pada anak berikutnya yang juga harus Dads ketahui adalah sebagai berikut:
- Kurangnya akses mudah ke pilihan makanan sehat
- Anak disajikan makanan berkalori tinggi dan rendah nutrisi secara rutin
- Anak kurang mendapat kesempatan melakukan aktivitas fisik
- Kurangnya akses ke taman yang aman, seperti taman bermain atau area lain untuk aktivitas fisik anak
- Sedikit atau tidak ada teman/keluarga untuk bermain dan berolahraga bersama
- Anak mendapatkan paparan iklan yang mempromosikan makanan cepat saji, video game, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak
Penyebab lainnya seringkali banyak orangtua yang tidak ketahui, termasuk Dads.
Padahal, seorang anak berisiko lebih tinggi mengalami obesitas apabila ada setidaknya satu orangtua yang memiliki riwayat obesitas.
Namun, Dads masih bisa memiliki kesempatan untuk membantu anak menurunkan risiko genetik ini.
Untuk memastikan pilihan yang tepat, Dads bisa berkonsultasi dengan dokter terkait.
Selain itu, ada pula beberapa sindrom genetik langka yang dapat menyebabkan obesitas.
Diantaranya adalah seperti sindrom Prader-Willi, defisiensi pro-opiomelanokortin, defisiensi reseptor leptin, sindrom Bardet-Biedl (BBS).
Penyebab obesitas pada anak berikutnya ini juga kerap Dads lewatkan.
Padahal, stres, kecemasan, dan depresi justru dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
Beberapa anak, seperti beberapa orang dewasa, belajar makan berlebihan untuk menenangkan atau menghindari emosi yang sulit.
Mulai dari kesepian, kesedihan, stres, hingga kebosanan.
Selain itu, kesulitan keuangan juga dapat memengaruhi pembelian makanan.
Sebab, kebanyakan makanan cepat saji dan makanan berkalori tinggi dijual dengan harga yang lebih murah daripada makanan yang lebih sehat dan lebih segar.
Selain itu, keluarga yang tinggal di lingkungan berpenghasilan rendah mungkin juga kekurangan fasilitas yang aman untuk anak olahraga atau melakukan aktivitas fisik sesering mungkin.
Beberapa kelas obat-obatan ternyata juga dapat mendorong penambahan berat badan.
Sehingga, berkontribusi menjadi penyebab obesitas pada anak.
Obat-obatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Steroid
- Antidepresan
- Obat diabetes, termasuk insulin, sulfonilurea, dan thiazolidinediones
- Obat antikejang, seperti carbamazepine dan valproate
Penyebab obesitas pada anak ini juga perlu Dads waspadai.
Terutama, jika kondisi medis tersebut mempengaruhi sistem endokrin.
- Hipotiroidisme: tiroid yang kurang aktif, di mana kelenjar tiroid mengeluarkan terlalu sedikit hormon tiroid, yang menyebabkan metabolisme lambat dan penambahan berat badan
Sindrom Cushing: suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat kortisol yang terlalu tinggi
- Sindrom Cushing menyebabkan penambahan berat badan di tubuh bagian atas, wajah, dan di antara bahu hingga dapat menyebabkan obesitas
Nah, itu tadi 7 penyebab obesitas pada anak yang perlu Dads ketahui sebagai upaya berperan sama mencegah masalah tersebut.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR