Nakita.id - Yuk, Moms ketahui beberapa penyebab anak sudah makan banyak, tapi kok tidak bisa gemuk?
Orangtua mana sih yang tak ingin anaknya nampak sehat dan aktif?
Tentunya Moms dan Dads di rumah ingin tubuh anak sehat, tak sakit-sakitan, dan beraktivitas dengan baik.
Namun, seringkali Moms merasa khawatir dengan kondisi tubuh anak, terutama jika tubuh anak nampak kurus.
Padahal, selama ini Moms dan Dads sudah berusaha untuk menyajikan makanan bernutrisi baik, lo.
Sebenarnya, ada beberapa alasan mengapa anak nampaknya sudah banyak makan, tapi tidak bisa gemuk. Ini dia daftarnya:
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang memang rentan dialami anak-anak.
Paparan terhadap telur cacing yang hampir tidak kelihatan dan kemudian masuk ke mulut anak menjadi penyebab utamanya.
Biasanya, telur-telur cacing ada di tempat-tempat yang kotor dan anak menyentuhnya.
Cacing yang berkembang di dalam perut akan ikut memakani asupan nutrisi yang masuk ke dalam pencernaan anak.
Sehingga, kebutuhan nutrisi anak pun tidak akan terpenuhi dengan baik meski sudah makan banyak.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Cacingan dan Susah Makan Supaya Tidak Kurus
Sebenarnya, ada cara untuk mencegah terjadinya cacingan pada anak. Cara yang paling ampuh adalah konsumsi obat cacing.
Obat cacing yang diberikan setahun dua kali ini mudah ditemukan, baik di apotek maupun posyandu.
Program pemberian obat cacing di posyandu terselenggara satu tahun dua kali. Pastikan Moms tanyakan pada pihak posyandu terdekat mengenai program ini.
Anak berat badannya bisa menurun atau susah naik juga bisa disebabkan karena masalah kesehatan tertentu.
Misalnya, penyakit diare kronis, hati, dan lainnya juga bisa sebabkan berat badan anak turun.
Karena ketika mengalami sakit, anak pun akan lemas dan tidak enak mau melakukan apapun termasuk makan.
Hal tersebutlah yang membuat berat badannya semakin turun dan kurus.
Salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam berat badan anak adalah genetika.
Jika kedua orangtua kurus, maka ada kemungkinan anaknya juga kurus. Ini menunjukkan bahwa anak tersebut mewarisi sifat ini dari orangtuanya.
Oleh karena itu, dokter mungkin tidak meresepkan pengobatan tertentu selain memastikan agar kebutuhan nutrisi harian anak selalu terpenuhi.
Penyakit-penyakit, seperti radang usus atau GERD, ternyata juga membuat anak kurus atau memiliki berat badan yang rendah.
Si Kecil kemungkinan besar akan menolak makan jika mengalami gejala-gejala seperti maag atau sakit perut parah.
Apalagi, jika Si Kecil kerap muntah atau diare, sehingga sangat dibutuhkan observasi lebih lanjut oleh dokter terkait.
Beberapa alergi makanan ini turut membuat penyerapan gizi tidak berjalan baik Moms. Misalnya, seperti anak yang alergi protein gluten Moms.
Sistem kekebalan yang muncul akibat protein ini menyebabkan rusaknya lapisan usus sehingga tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik Moms.
Contohnya ketika anak alergi protein susu, maka ia juga tidak akan bisa menyerap nutrisi lain yang terkandung di dalam susu.
Setelah makan banyak beberapa anak mungkin akan terlihat gemuk, namun beberapa anak tetap kurus.
Meski begitu, anak yang kurus tidak selalu dianggap tidak normal. Anak kurus juga dapat dianggap sehat apabila memenuhi kriteria tertentu.
Di antaranya seperti anak tetap berenergi, tidak mudah lelah, serta memiliki perkembangan perilaku dan intelektual yang normal.
Anak yang kurus tapi sehat masih dapat mengalami pertumbuhan tinggi badan sesuai dengan usianya.
Pastikan Moms merencakan makanan dan camilan secara konsisten karena dapat membantu mendukung dan meningkatkan asupan nutrisi yang cukup.
Tawarkan makanan dan camilan setiap 3-4 jam dan pertahankan rutinitas ini secara rutin.
Baca Juga: Anak Banyak Makan Tapi Tetap Kurus? Perhatikan Baik-Baik Bisa Jadi Tanda Anak Cacingan
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR