Nakita.id - Berapa biaya pasang KB IUD?
Mungkin masih banyak Moms yang belum tahu berapa kisaran biaya pasang KB IUD ini.
Padahal, mengetahui biaya pasang KB IUD menjadi salah satu hal yang wajib Moms ketahui sebelum melakukannya.
Bahkan, jenis KB yang diminati banyak wanita ini juga memiliki sederet fakta yang perlu diketahui mulai sekarang.
Penasaran? Tanpa berlama-lama lagi, simak penjelasan berikut ini ya, Moms.
Melansir dari Nakita, biaya pemasangannya sendiri tentu akan berbeda-beda tergantung faskes yang dipilih.
Jika Moms memilih bidan, rumah sakit swasta, atau dokter kandungan, biaya pemasangannya bisa mencapai sekitar Rp200.000 - Rp1.500.000.
Pemasangan jenis KB ini bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan, bidan terlatih, atau dokter kandungan.
Moms bisa memasang KB IUD ini kapan saja, baik saat sedang haid atau tidak.
Akan tetapi, sebaiknya dilakukan ketika Moms sedang tidak menstruasi.
Hal ini dilakukan agar baik dokter ataupun bidan bisa mengetahui apakah ada infeksi di organ intim atau tidak.
Dikenal juga dengan sebutan KB spiral, IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk seperti huruf 'T' yang dimasukkan ke dalam rahim sampai ke ujung puncaknya.
Alat ini biasanya terbuat dari plastik yang lembut, Moms.
Apalagi, alat ini sangat aman digunakan dalam jangka panjang dengan tingkat efektivitas hingga 98-99 persen.
Tak hanya itu, Moms. KB spiral juga dapat menghalangi sel sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengan indung telur (tuba falopi) agar tidak terjadi pembuahan.
Jenis KB spiral ini bekerja dengan melepaskan hormon progestin yang merupakan versi sintetis dari hormon progesteron.
Progestin bisa mengentalkan lendir di leher rahim yang menyebabkan sperma hampir mustahil untuk mencapai sel telur.
Juga, bisa menipiskan lapisan rahim sehingga membuat sel telur sulit untuk ditanamkan di sana.
Alih-alih menggunakan hormon, jenis KB spiral ini menggunakan tembaga yang bisa merusak sperma agar tidak sampai ke ovarium.
Tipe KB yang satu ini bisa menciptakan respon kekebalan dengan menghentikan perkembangan telur yang sehat dan menghancurkan semua telur yang sedang berkembang.
Jenis KB ini utamanya digunakan untuk Moms yang sudah pernah hamil dan aktif secara seksual.
Untuk waktu pemasangan yang tepat sebenarnya kapan saja, baik saat haid ataupun tidak.
Baca Juga: Simak Fakta KB IUD, Benarkah Pilihan Kontrasepsi yang Efektif Cegah Kehamilan?
Namun, KB IUD bisa lebih nyeri jika dipasang saat haid dan lebih ringan ketika kondisi serviks (mulut rahim) terbuka.
Jika Moms sudah melahirkan, sebaiknya KB IUD dipasang setidaknya 48 jam pasca persalinan.
Akan tetapi, hindari pemasangan di masa nifas untuk menghindari terjadinya luka dan robekan pada rahim.
Selain itu, Moms dengan kondisi ini juga tidak disarankan tidak menggunakan jenis KB ini:
- Penderita PMS atau baru saja mengalami infeksi panggul
- Sedang hamil
- Penderita kanker serviks atau rahim
- Mengalami pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan
- Mencegah kehamilan
- Menjaga menstruasi agar lebih teratur
- Bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat pasca berhubungan intim tanpa kondom
Baca Juga: Update Biaya Pemasangan KB IUD di Bidan yang Perlu Diketahui
- Bisa dilepas kapanpun tanpa mempengaruhi kesuburan atau mempersulit kehamilan di masa depan
- Mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker rahim
- Tidak mengganggu produksi ASI (untuk ibu menyusui)
- Bisa menyebabkan pendarahan yang lebih banyak dari biasanya
- Bisa menyebabkan kram saat menstruasi
- Bisa menyebabkan rasa nyeri, kadang timbul infeksi dan keputihan yang tak kunjung sembuh (jika KB IUD yang dipasang tidak steril)
Apabila Moms mengalami keluhan-keluhan di atas, segera hubungi dokter atau bidan untuk segera ditangani.
Moms juga bisa konsultasi dengan pihak tersebut terkait masalah seksual yang dialaminya.
Itu tadi informasi terkait kisaran biaya pasang KB IUD ya, Moms.
Juga, informasi tentang fakta-fakta menarik dari jenis KB satu ini.
Semoga bermanfaat.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR