Pertama, Mariska menyampaikan bahwa orangtua perlu menyampaikan kepada anak penyandang kanker bahwa tidak ada kata ‘sempurna’ dalam hidup atau dunia ini.
“Setiap anak memiliki kekurangannya, setiap anak memiliki perjuangannya masing-masing, setiap anak juga memiliki sakitnya masing-masing, baik fisik maupun mental. Intinya adalah, anak-anak itu harus mengerti kalau setiap orang itu punya kelemahannya sendiri,” katanya.
“Jadi, disampaikan kalau dengan kelemahannya ini, dia tetap bisa kok menjadi hebat, menjadi maksimal, dan menjadi orang yang membanggakan bagi banyak orang. Bahkan, bisa memberi dampak positif bagi banyak orang,” lanjutnya mengatakan.
Maka dari itu, Moms dan Dads perlu lebih mendorong anaknya sendiri untuk tidak hanya memikirkan apa yang menjadi kekurangannya.
Melainkan, bagaimana dengan kekurangannya ini tetap bisa membantu maupun bersosialisasi dengan orang lain.
Selain itu, dari sisi akademis anak, psikolog klinis anak ini juga berpesan pada orangtua untuk berpikir lebih panjang dan menyesuaikannya dengan kondisi anak itu sendiri.
“Karena biasanya, anak-anak itu lebih berfokus ke penyakitnya terlebih dahulu. Pengobatannya tidak hanya sekali dua kali, tetapi panjang dan berkali-kali,” terang Mariska.
Moms dan Dads bisa memutuskan apakah masih bisa diteruskan untuk sekolah formalnya atau harus home schooling.
Atau, bahkan, tidak keduanya tapi tetap diberikan bimbingan belajar agar anak tidak ketinggalan ketika sembuh dari penyakit kankernya ini.
“Ketika (pengobatan) berhasil dan kankernya sembuh, anak akan kembali bersekolah dan tidak akan ketinggalan di pelajarannya,” kata Mariska.
“Dan ini harus diinformasikan ke anak ya, kalau kenapa harus tetap belajar dan ikut sekolah formal. Karena, penyakit ini kan bisa disembuhkan dan nantinya kalau sembuh harus kembali bersekolah untuk masa depan anak nantinya,” jelas Mariska.
Baca Juga: Kasus Kanker Anak di Indonesia, Bagaimana Tahap Awal Penyembuhan?
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR