Tak perlu menuntut dan terburu-buru, Moms dan Dads bisa melakukan bimbingan belajar dengan pelan-pelan serta sesuai kondisi anak.
“Meski terlambat atau berkurang seperti teman lainnya, itu tidak apa-apa karena bisa dikejar ketertinggalannya untuk bisa kembali bersekolah,” ucap Mariska.
“Jadi, lebih baik fokus dulu ke pengobatan fisiknya. Dan juga yang lebih ditekankan adalah adaptasinya kepada teman-temannya,” lanjut psikolog klinis anak ini.
Pada dasarnya, motivasi anak untuk belajar di sekolah sendiri tidak terlalu terganggu.
Akan tetapi, tingkat fokus dan rasa malu anak untuk kembali bersekolah itu kerap mengganggunya.
Seperti, anak bisa merasa tertinggal banyak dibandingkan teman-temannya, atau bahkan merasa berbeda dengan teman-temannya.
“Itu yang akan menunjukkan rasa kurang percaya dirinya,” ungkapnya.
Maka dari itu, sebagai orangtua, Moms dan Dads perlu mendorong dirinya sendiri untuk tahu benar kondisinya.
Juga, guru serta teman-temannya sekolahnya.
“Dan ini sebenarnya butuh bantuan guru dan temannya juga, dan dari pihak sekolah untuk memberikan support system kepada anak itu sendiri,” tutup Mariska.
Nah, itu tadi informasi lengkap terkait pentingnya pendampingan psikologis untuk pasien kanker anak ya, Moms dan Dads.
Baca Juga: Hari Kanker Anak Sedunia, Ketahui Soal Osteosarkoma, Jenis Kanker yang Diidap Anak Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR