"Kalau misalnya anak jawab setahun, ini kan enggak realistis begitu dengan pengobatan terapi," ucap Mariska.
"Orangtua bisa mengarahkan anak kalau misalnya, kenapa terapi atau pengobatan ini perlu dilakukan dengan cepat," pesan Mariska lagi.
Seperti, memberikan informasi akurat kepada pasien anak kanker bahwa penyakit ini harus cepat ditindak agar tidak semakin menyebar dan bertambah parah sakitnya.
Penyakit pun semakin tidak tertangani, atau bahkan semakin banyak pengobatan yang harus dilakukan.
"Jadi, harus disampaikan dengan sangat jelas, dan juga dipersiapkan informasi-informasi yang jelas. Apa saja prosedur yang akan dia dapatkan? Melalui suntikan kah? Melalui infus kah? Melalui pembedahan kah?" kata psikolog klinis anak ini.
"Kalau misalnya dia takut merasa sakit, nah ini harus disampaikan bahwa ada yang namanya obat bius, yang membuat anak tidak merasa sakit. Nanti misalnya, seperti dimasukkan oksigen, jadi dihirup saja. Lalu nanti anak akan merasa ngantuk dan tertidur, sehingga pas bangun gitu ya, sudah selesai pengobatannya," katanya menambahkan.
Atau, tambahnya lagi, melalui infus yang pas awal dimasukkan akan terasa sakit.
Itu tadi 4 peran orangtua dalam mendukung pasien kanker anak menjalankan terapi.
Moms dan Dads bisa lakukan peran-peran ini mulai sekarang agar kebutuhan anak kanker tetap terpenuhi untuk tumbuh kembangnya.
Baik dari segi psikologis, akademis, hingga sosialnya.
Semoga membantu, ya.
Baca Juga: Kasus Kanker Anak di Indonesia, Bagaimana Tahap Awal Penyembuhan?
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR