"Kita perlu mendukung penuh, mendukung secara emosional apa yang anak rasakan. Dengan cara memvalidasi dulu pastinya," kata Mariska.
"Apa yang dirasakan anak itu wajar. Jangan sampai, misalnya, 'Ya jangan takut, enggak perlu takut.' Justru itu akan membuat anak tidak tervalidasi emosinya," lanjutnya.
Jika Moms dan Dads tidak memvalidasi emosinya, anak akan cenderung memendam dan tidak mau mengungkapkan apa yang dirasakan.
Bahkan, beberapa anak juga cenderung memberontak dan akhirnya kabur pada saat mau terapi.
Dari upaya memvalidasi emosi pasien kanker anak ini, tentu akan ada dampak positif yang nantinya bisa dirasakan anak pasca terapi dilakukan.
Yaitu, anak bisa cepat sembuh dan beraktivitas kembali seperti biasa.
Peran orangtua berikutnya ini juga perlu Moms dan Dads lakukan ketika anak menderita kanker.
Pasalnya, ada anak yang belum siap secara mental atau tidak nyaman secara fisik.
"Jadi, kita perlu kasih waktu dulu untuk anak beradaptasi dulu dengan emosinya, dengan sakit fisiknya. Jangan dipaksakan," ucap Mariska.
Moms dan Dads bisa kasih waktu istirahat untuk anak bisa menenangkan diri terlebih dahulu.
Lalu, tanyakan anak juga butuh waktu berapa lama untuk bisa siap melakukan terapi tersebut.
Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Terkena Kanker? Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya Menurut Dokter Spesialis Anak
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR