Nakita.id – Jika berbicara bau badan, kebanyakan yang mengalaminya adalah remaja dan orang dewasa.
Namun, tahukah Moms, bayi ternyata juga bisa memiliki bau badan, lo.
Akan tetapi, bau badan bayi berbeda dengan yang dialami orang dewasa.
Tak melulu berbau tidak sedap, bau badan bayi ternyata ada banyak macamnya.
Mulai dari yang berbau buah, susu, hingga menyengat.
Dari setiap bau tersebut, rupanya juga mempunyai arti yang berbeda.
Wah, apa saja arti bau badan bayi ya, Moms?
Yuk, simak selengkapnya di sini.
Melansir dari Kompas, inilah jenis-jenis bau badan bayi beserta artinya yang perlu Moms ketahui.
Aroma susu pada bayi merupakan salah satu yang paling khas.
Bukan tanpa alasan bayi bisa beraroma susu, pasalnya bayi hanya mendapat ASI sebagai satu-satunya asupan makanan hingga berusia 6 bulan.
Baca Juga: Obat Penghilang Bau Badan yang Tersedia di Apotek, Ada yang Diminum dan Dioles
Tapi, tenang saja Moms, bau tersebut akan memudar seiring pertambahan usia bayi, peralihan makanan, hingga aktivitasnya.
Apakah Si Kecil pernah berbau asam?
Umumnya, aroma ini disebabkan oleh keringat atau kotoran pada lipatan-lipatan kulit, ketiak, atau leher anak, Moms.
Jangan anggap sepele jika bayi berbau apek, Moms.
Sebab, bau apek pada tubuh bayi disebabkan karena asam amino bernama fenilalanin menumpuk di dalam tubuh atau fenilketonuria.
Jika tidak segera ditangani, fenilketonuria (PKU) pun dapat menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, gejala perilaku, atau kejang.
Penanganan fenilketonuria bisa dengan melakukan pola makan ketat dengan protein terbatas.
Aroma tubuh bayi lainnya yang perlu diwaspadai adalah bau ikan busuk.
Kondisi ini disebabkan karena kelainan genetik ketika tubuh tidak dapat memecah senyawa trimethylaminuria.
Kondisi ini menyebabkan keringat, urine, atau napas bayi berbau menyengat seperti ikan busuk.
Penyakit ini memang jarang terjadi, namun orangtua harus segera membawa Si Kecil untuk konsultasi dengan dokter apabila mengalami sindrom bau ikan.
Baca Juga: Rekomendasi Deodoran Menghilangkan Bau Badan dan Tidak Ada Noda Kuning di Baju
Mengutip Healthy Children, bau napas buah disebabkan karena suatu komplikasi yang disebut dengan ketoasidosis diabetik atau diabetes serius saat tubuh memproduksi asam darah (keton) berlebihan.
Gejalanya meliputi rasa haus, sering buang air kecil, mual, nyeri perut, lemas, napas beraroma buah, dan kebingungan.
Perawatan di rumah sakit untuk mengganti cairan dan elektrolit serta pemberian terapi insulin mungkin diperlukan.
Kondisi ini jika tidak diobati akan menyebabkan bayi mengalami koma, pembengkakan otak, dan bahkan kematian.
Terakhir yang perlu menjadi perhatian adalah bau kubis pada bayi.
Bayi yang berbau kubis menandakan bayi alami tirosinemia tipe 1.
Kondisi ini berkembang pada masa bayi karena tingkat tinggi asam amino tirosin dalam darah.
Selain napas bau kubis, tirosinemia juga menyebabkan gagal tumbuh atau tidak ada pertambahan berat badan, penyakit hati, atau masalah neurologis yang parah.
Apabila Si Kecil memiliki bau badan yang tergolong normal, Moms bisa melakukan beberapa langkah ini untuk mengatasinya.
Melansir dari Mom Junction, inilah cara mengatasi bau badan bayi yang tepat.
- Mandikan bayi menggunakan sabun dan sampo bayi.
- Selalu keringkan dan gunakan pelembap setelah mandi.
- Gunakan bedak bayi untuk mengurangi keringat. Pastikan bayi tidak menghirup bedak saat memakainya.
- Gunakan celemek makan bayi tahan air saat menyusui.
- Bersihkan wajah dan leher bayi setelah makan.
- Dandani bayi dengan pakaian berbahan ringan selama musim panas untuk menghindari keringat berlebih.
- Selalu gunakan kaus kaki dan sepatu yang bersih dan kering.
- Cuci pakaian bayi sesering mungkin dan keringkan dengan baik.
- Ganti popok tepat waktu
- Lap atau cuci dan keringkan area genital bayi saat mengganti popok.
Nah, itu dia Moms macam-macam bau badan bayi dan cara mengatasinya.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Menghilangkan Bau Badan dan Keringat Berlebih pada Remaja Pubertas
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul "6 Macam Bau Badan Bayi dan Artinya".
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR