Dengan begitu, anak belajar mendayagunakan sampah daripada membuangnya.
Kita bisa membuat biopori di rumah tempat pembuangan sampah basah.
Jika tidak memungkinkan bisa membuangnya di ember khusus sampah basah.
Atau menguburnya di dalam tanah.
Berawal dari kurangnya pengelolaan sampah, PT Ajinomoto mencoba membuat beberapa program pengelolaan sampah, antara lain dengan
Di internal perusahaan, Ajinomoto berupaya memberikan edukasi pada para Health Provider yang merupakan seluruh karyawan Ajinomoto untuk memilah sampah.
Sedangkan untuk eksternal, melalui Brand Masako®, AJI-NO-MOTO®, dan Sajiku®, juga memiliki inisiatif pengurangan sampah plastik dengan menekan angka penggunaan material plastik pada setiap kemasannya.
Ajinomoto sampai saat ini sudah berhasil mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya, Brand Masako® sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 8,5gr dan Sajiku® sejumlah 9,5% di setiap kemasannya.
Tak usah heran, saat ini banyak produk Ajinomoto yang dikemas dengan bahan kertas.
Selain itu, Ajinomoto terus berinovasi sekaligus berkomitmen mendukung pemerintah dalam menanggulangi sampah dengan meluncurkan fasilitas waste station dengan bekerjasama dengan Rekosistem.
Masyarakat dapat memilah dan menyetorkan sampah dengan mudah.
Menuju tahun 2030, Ajinomoto mempunyai dua tujuan besar, yang pertama meningkatkan kualitas dan harapan hidup sehat keluarga Indonesia dan yang kedua mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan.
Baca Juga: Cara Merawat Tanaman Hias dengan Bahan Dapur, Ada yang Biasanya Dibuang ke Sampah Lo
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR