Nakita.id - Kasus kekerasan pada anak seringkali terjadi.
Anak menjadi korban tindakan kekerasan yang kerap dilakukan oleh orang terdekat.
Berbagai bentuk kekerasan terjadi, mulai dari penelantaran, kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan psikologis, dan kekerasan seksual.
Moms juga harus tahu jika pengabaian dan penelantaran juga termasuk ke dalam bentuk kekerasan pada anak.
Si Kecil bisa menjadi korban kekerasan yang terjadi di rumah, sekolah, atau lingkungan lainnya di masyarakat.
Umumnya, kasus kekerasan terjadi pada anak usia 13-17 tahun.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut dampak yang ditimbulkan dari kekerasan terhadap anak.
Dampak yang ditimbulkan dari kekerasan terhadap anak adalah menyebabkan Si Kecil sulit mengendalikan emosi mereka.
Bisa saja emosi yang anak rasakan nanti sering kali muncul secara berlebihan.
Si Kecil merasa jadi lebih mudah marah, sedih, atau merasa ketakutan.
Apalagi jika mereka bertemu dengan orang baru yang belum mereka kenali.
Khawatirnya, ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi ini bisa saja menetap hingga ia dewasa.
Perasaan yang tidak menentu ini bisa memengaruhi perilaku dan aktivitas hariannya.
Dampak yang ditimbulkan dari kekerasan terhadap anak juga bisa memengaruhi kinerja fungsi otaknya.
Anak yang jadi korban kekerasan bisa mengalami penurunan fungsi otak.
Ia akan merasa sulit untuk mempelajari hal-hal baru dan pembelajaran.
Apabila dibiarkan terus menerus, prestasi akademi anak bisa menurun.
Beberapa penelitian bahkan menyebutkan, kekerasan terhadap anak meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Anak sebagai korban kekerasan tumbuh menjadi sosok yang mudah merasa curiga.
Si Kecil juga merasa kesulitan untuk bisa percaya pada orang lain.
Dalam jangka panjang, anak akan terus merasa curiga apapun yang orang sekitar lakukan.
Sehingga bisa menimbulkan rasa kesepian pada anak.
Beberapa penelitian juga ada yang menunjukkan jika anak yang pernah mengalami tindakan kekerasan akan mengalami kegagalan dalam membina hubungan asmara.
Atau bisa berdampak pada kondisi pernikahan saat mereka dewasa.
Trauma yang ditimbulkan dari dampak kekerasan bisa meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan.
Ini bisa berdampak baik pada masalah kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Anak yang jadi korban kekerasan berisiko terkena penyakit seperti asma, diabetes, penyakit jantung koroner, stroke, serta serangan panik.
Anak juga bisa mengalami depresi.
Moms jangan pernah mengabaikan dampak yang akan terjadi pada tindakan kekerasan pada anak.
Dampak yang ditimbulkan tidak hanya berdampak pada saat ia menjadi korban, tetapi bisa berdampak dalam jangka panjang selama anak hidup.
Bahkan, keinginan anak untuk bunuh diri juga bisa saja munvul.
Apabila tidak kunjung teratasi, anak memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengonsumsi alkohol dan penggunaan narkoba.
Maka, apabila pernah menjadi korban kekerasan anak atau menyadari ada anak atau orang terdekat yang mengalami kondisi serupa jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog atau psikiater ya Moms.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR