Khawatirnya, ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi ini bisa saja menetap hingga ia dewasa.
Perasaan yang tidak menentu ini bisa memengaruhi perilaku dan aktivitas hariannya.
Dampak yang ditimbulkan dari kekerasan terhadap anak juga bisa memengaruhi kinerja fungsi otaknya.
Anak yang jadi korban kekerasan bisa mengalami penurunan fungsi otak.
Ia akan merasa sulit untuk mempelajari hal-hal baru dan pembelajaran.
Apabila dibiarkan terus menerus, prestasi akademi anak bisa menurun.
Beberapa penelitian bahkan menyebutkan, kekerasan terhadap anak meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Anak sebagai korban kekerasan tumbuh menjadi sosok yang mudah merasa curiga.
Si Kecil juga merasa kesulitan untuk bisa percaya pada orang lain.
Dalam jangka panjang, anak akan terus merasa curiga apapun yang orang sekitar lakukan.
Sehingga bisa menimbulkan rasa kesepian pada anak.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR