Nakita.id – Sebagai pasangan suami istri, Moms dan Dads adalah seperti sebuah tim.
Moms dan Dads perlu bekerjasama dalam membangun rumah tangga, termasuk salah satunya berperan sama mengurus anak.
Ya, sampai saat ini, mungkin masih banyak yang menganggap urusan anak adalah pekerjaan seorang istri.
Padahal, peran Dads juga diperlukan di dalamnya.
Nah, salah satu kondisi yang memerlukan peran Dads adalah ketika anak marah.
Tak jarang, anak usia toddler yakni 1-3 tahun, mendadak rewel dan akhirnya berujung pada marah-marah tidak terkendali.
Ketika itu, penting untuk Dads hadir dan membantu Moms mengatasinya.
Tapi, bagaimana caranya, ya?
Tenang saja Dads, Nakita telah rangkumkan beberapa solusinya berikut ini.
Melansir dari Parenting Firstcry, inilah beberapa tips yang bisa Dads coba untuk menangani anak yang sedang marah.
Beri tahu anak untuk istirahat dengan pergi ke kamar mereka sampai mereka tenang.
Baca Juga: Inilah Cara Berperan Sama dalam Mengasuh Anak Agar Jadi Orang yang Sukses
Jika Si Kecil mengomel, tunggu sampai selesai sebelum menyuruhnya pergi.
Namun, jika anak bersikap agresif atau melakukan kekerasan, penting untuk menghentikannya terlebih dahulu.
Dads bisa melakukannya dengan membuat mereka duduk dengan tenang sampai kemarahan mereka mereda.
Mengajari anak latihan pernapasan dan berhitung dari satu sampai sepuluh dapat membantu menenangkannya.
Tak jarang ketika anak marah, mereka mengamuk, membentak atau memukul karena mereka tidak tahu bahwa kemarahan juga bisa diekspresikan secara verbal.
Mengajari mereka kosakata perasaan yang merupakan daftar kata untuk menunjukkan bagaimana perasaan mereka terbukti berguna dalam membantu anak-anak mengatasi kemarahan.
Beberapa contohnya adalah kata-kata seperti marah, takut, geram, dan jengkel atau kalimat seperti, “Saya sangat marah sekarang!” dan "Dia menggangguku", dan sebagainya.
Saat kemarahan dipicu, anak akan merasakan adrenalin yang memberi mereka lebih banyak energi dan kekuatan dan juga menghasilkan suara yang lebih keras.
Semua ini dapat menyebabkan agresi atau kekerasan kecuali adrenalin disalurkan ke sesuatu yang tidak terlalu berbahaya.
Moms bisa membuat anak melampiaskan amarahnya dengan berteriak atau memukul bantal sampai dorongan untuk melakukan kekerasan hilang.
Saat anak marah, cobalah buat mereka berbicara tentang mengapa mereka merasa demikian.
Baca Juga: Berperan Sama Ini Cara Agar Dads Bisa Ikut Mengasuh Si Kecil Saat Menjalani Long Distance Marriage
Ini menunjukkan kepada mereka bahwa Dads menanggapi kebutuhan mereka, bukan hanya bereaksi.
Saat melihat Dads mendengarkan, anak biasanya akan lebih tenang.
Mereka menyadari bahwa Dads membiarkan mereka mengungkapkan perasaan mereka, alih-alih hanya menilai mereka terlebih dahulu.
Buatlah anak mengerti bahwa tidak apa-apa untuk mengungkapkan perasaan dan emosinya terutama kemarahan, tetapi kemarahan tidak boleh dalam bentuk fisik, seperti memukul atau menendang.
Beri tahu mereka bahwa berteriak, memanggil nama, atau bersikap jahat tidak dapat diterima dan sebaliknya dengan tenang membicarakannya adalah cara yang lebih baik.
Tegakkan aturan perilaku ini setiap kali anak marah tanpa kecuali untuk melihat hasilnya secara bertahap.
Jika Dads terbiasa berteriak saat marah, maka anak juga akan menirunya.
Jadi, belajarlah untuk mengendalikan diri dengan tidak membentak anak-anak, apa pun alasannya.
Dengan tetap tenang dan menggunakan nada datar, Dads akan menyampaikan pesan bahwa perasaan marah dapat dikendalikan dan ditangani dengan tenang tanpa menjadi gelisah.
Nah, itu dia Dads beberapa cara berperan sama menangani anak yang sedang marah.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Berperan Sama dalam Membuat Si Kecil Sehat Melalui Olahraga, Ini Manfaatnya Untuk Dads
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR