Bibit pencetusan Women's Day adalah ketika 15 ribu perempuan berdemo di Kota New York.
Mereka meminta pengurangan jam kerja, bayaran yang lebih baik, dan hak untuk memilih.
Hal ini kemudian memberikan ide pada Cara Zetlkin, seorang aktivitas, yang menjadi penasihat hak-hak perempuan.
Ia menyarankan perayaan Hari Perempuan Internasional di Konferensei Internasional Perempuan Pekerja di Copenhagen di tahun 1910.
Ada 100 perempuan yang hadir dari 17 negara dan mereka semua setuju dengan saran tersebut.
Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan di Austria, Denmark, Jerman dan Swis pada 1911.
Artinya, tahun ini merupakan perayaan ke-111 tahun.
Peringatan Hari Perempuan Nasional menjadi resmi ketika diakui oleh PBB atau United Nations.
Tema pertama yang diusung pada tahun 1996 adalah 'Merayakan Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan'.
Perayaan ini menjadi sebuah momen untuk merayakan pencapaian perempuan di kehidupan sosial, politik dan ekonomi.
Selain itu, perayaan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai peran perempuan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR