Maka dari itu, Kartini ingin membuktikan bahwa perempuan pun bisa menggantikan peran laki-laki.
Kartini memperoleh pendidikan di ELS (Europes Lagere School) yang termasuk sekolah yang bergengsi pada zaman kolonial Hindia Belanda di Indonesia.
Biasanya sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Eropa, timur asing, atau pribumi dari tokoh terkemuka.
Kartini menyukai kegiatannya belajar bahasa Belanda yang menjadi bahasa komunikasi wajib bagi murid-murid ELS.
Namun, Kartini hanya bisa memperoleh pendidikan hingga berusia 12 tahun karena tradisi pada saat itu.
Dalam keadaan dipingit, ia menuangkan pemikirannya dengan menuliskan surat pada sahabat-sahabatnya di Belanda.
Dalam surat yang ditulisnya, Kartini menyatakan keprihatinannya atas nasib-nasib orang Indonesia di bawah kondisi pemerintahan kolonial.
Tulisan-tulisannya itu dibukukan di kemudian hari lalu diberi judul Door Duisternis tot Licht atau Dari Kegelapan menuju Cahaya.
Pada 1922, tulisan itu diterbitkan menjadi buku kumpulan surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, oleh Balai Pustaka.
2. Marie Curie
Wanita kelahiran Warsawa, Polandia pada 7 November 1867 yang bernama Marie Curie, adalah penemu radioaktivitas, polonium dan radium serta pengembang sinar-X.
Baca Juga: Kumpulan Ide Ucapan Hari Perempuan Internasional Bahasa Inggris dan Indonesia
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR