• Sulawesi Tenggara
• Maluku
• Papua Barat
• Papua
Hal ini karena adanya Bibit Siklon Tropis 97P terpantau di Teluk Carpentaria dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1002.0 mb.
Pergerakan bibit 97P ini cenderung persisten dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan dalam kategori rendah.
Sistem ini menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) dari Laut Arafuru hingga Australia bagian utara.
Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah low level jet tersebut.
Sirkulasi siklonik terpantau berada di Samudra Pasifik utara Papua dan di pesisir barat Kalimantan Barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Samudra Pasifik utara Papua dan di Kalimantan Barat.
Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Jawa Barat bagian selatan hingga Jawa Tengah, di Kalimantan Selatan, dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara, di Nusa Tenggara Barat, dan di Papua.
Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Baca Juga: Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada Kamis 2 Maret 2023, BMKG Minta Wilayah Ini Waspada
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR