Nakita.id – Ibu hamil yang berencana untuk berpuasa tentunya memiliki banyak pertanyaan.
Salah satunya adalah apakah diperbolehkan menjalankan ibadah puasa?
Ketika bulan Ramadan, ibu hamil diberikan keringanan untuk tidak melakukan ibadah wajib ini.
Baik ibu hamil maupun menyusui, keduanya masih membutuhkan banyak nutrisi yang berguna untuk tumbuh kembang bayi.
Apalagi jika nutrisi tersebut dibatasi maka dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan.
Kedua kelompok ini dibebaskan untuk boleh tidak berpuasa.
Oleh karena itu, ibu hamil tidak dianjurkan untuk berpuasa terutama apabila mengalami risiko komplikasi.
Lantas apa saja ya kondisi ibu hamil yang dianjurkan tidak berpuasa?
Untuk mengetahuinya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah kondisi ibu yang perlu diperhatikan untuk tidak berpuasa.
Ibu hamil dengan hemoglobin rendah merupakan masalah kesehatan yang kerap menjadi perhatian dan umum terjadi.
Baca Juga: Niat Ganti Utang Puasa Ramadan di Hari Jumat dan Tata Cara Lengkap
Kondisi ini membawa risiko mengalami anemia yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mencukupi asupan protein dan zat besi agar kehamilannya tetap sehat.
Secara umum, puasa dapat meningkatkan risiko hipoglikemia atau menurunnya kadar gula dalam darah.
Oleh karenanya, ibu hamil dengan kondisi kesehatan ini tidak dianjurkan untuk berpuasa.
Ketika memiliki kadar gula rendah dapat berdampak bagi penderita diabetes jika harus menunggu waktunya berbuka.
Begitu juga, jika dialami oleh wanita yang sedang hamil.
Flek atau pendarahan pada masa kehamilan merupakan hal yang patut diwaspadai.
Sebab, ada kekhawatiran akan terjadi pendarahan yang semakin parah hingga menyebabkan perkembangan janin terganggu.
Ibu hamil dengan kondisi disarankan untuk istirahat total dan mengonsumsi makanan bernutrisi, alih-alih berpuasa.
Ibu hamil kerap menghadapi beberapa masalah pencernaan seperti maag, perut kembung, hingga sembelit.
Apabila ibu hamil dengan masalah ini memaksakan puasa, risiko gangguan pencernaan bisa meningkat.
Baca Juga: Tips Puasa Sehat Bagi Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar, Rajin Konsumsi Ini saat Sahur dan Buka
Gangguan pencernaan begitu juga berkurangnya cairan tubuh selama diare dapat menyebabkan dehidrasi.
Apabila tidak segera mendapatkan penanganan akan berbahaya bagi tubuh.
Hyperemesis gravidarum atau mual dan muntah berlebih saat hamil biasanya terjadi pada periode awal kehamilan.
Ini merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan janin karena organ janin mulai terbentuk.
Jika ibu hamil mengalami kondisi ini, maka disarankan untuk tidak puasa.
Karena ibu hamil harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk menunjang tumbuh kembang janin.
Selama hamil, penting untuk memenuhi asupan kebutuhan air.
Supaya berguna untuk ketuban di area sekitar janin dan mendukung tumbuh kembangnya.
Moms tidak boleh sampai mengalami dehidrasi.
Lantaran bisa berdampak bahaya seperti syok oleh tekanan darah rendah dan risiko komplikasi kehamilan.
Nah itu dia Moms, beberapa kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan puasa.
Baca Juga: Alami Asam Lambung Saat Puasa, Bolehkah Langsung Minum Susu?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR