Beliau mendapat pendidikan dasar dari ayahnya sendiri di Palembang atau Kedah (Malaysia).
Sesampai di Makkah dan Madinah, semangat belajarnya semakin giat.
Ia mmpelahari dan menyerap beberapa ilmu yang belum dikuasai, dan memperdalam ilmu-ilmu yang sudah dikuasainya dari guru dan ulama yang terkenal dengan sebutan Jazirah Arab.
Namun, beliau tidak melupakan negeri asalnya.
Syekh Abdus Samad tetap memberikan perhatian besar pada perkembangan sosial, politik, dan keagamaan di Nusantara Indonesia.
Beliau mengalami perubahan besar berkaitan dengan intelektualitas dan spiritual.
Nama lengkapnya Syekh Nuruddin Muhammad bin ‘Ali bin Hasanji bin Muhammad Hamid ar-Raniri al-Quraisyi.
Jika ditelaah dari namanya, beliau memiliki darah keturunan (nasab) dari suku Quraisy, suku yang juga menurunkan Nabi Muhammad SAW.
Pengetahuan Syekh Nuruddin tak terbatas dalam satu cabang ilmu saja, namun sangat luas yang meliputi bidang sejarah, politik, sastra, filsafat, fikih, dan mistisisme (tasawuf).
Beliau adalah negarawan, ahli fikih, teolog, sufi, sejarawan dan sastrawan penting dalam sejarah Melayu pada abad ke-17.
Peranan Syekh Nuruddin dalam perkembangan Islam di Nusantara tidak dapat diabaikan.
Baca Juga: Persamaan dan Perbedaan Dakwah dengan Khutbah, Materi Agama Islam Kelas XI Kurikulum Merdeka
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR