Nakita.id – Penyakit tuberkolosis (TBC) merupakan masalah kesehatan yang diwaspadai kemunculannya.
Mereka adalah penyakit menular yang biasanya menginfeksi paru-paru.
Tetapi juga dapat memengaruhi beberapa organ lain seperti ginjal, tulang belakang, atau otak.
TBC kian menjadi perhatian karena orang yang terinfeksi tidak selalu menunjukkan gejala dan dampak yang berbeda-beda.
Penyakit ini dibedakan menjadi TBC laten dan TBC aktif.
Adapun yang membedakan antara kedua bentuk ini adalah berdasarkan ada tidaknya kemunculan gejala.
Penyakit tuberkolosis disebabkan oleh sejenis bakteri yang dapat menyebar ketika penderita batuk, bersin, atau bernyanyi,
Orang lain dapat menghirup tetesan, dan kuman masuk ke paru-paru.
Namun tidak semua orang yang terinfeksi TBC menjadi sakit, tetapi kita sudah muncul gejala maka perlu dirawat di rumah sakit.
Jika Moms terinfeksi bakteri tetapi tidak memiliki gejala maka menderita infeksi tuberkolosis laten.
Sementara, apabila terinfeksi, timbul gejala dan menular maka itu tandanya menderita tuberkulosis aktif atau penyakit tuberkulosis (penyakit TBC).
Supaya mudah untuk mengenalinya, terdapat beberapa perbedaan yang dapat diketahui.
Dilansir dari Department of Health Minnesota, berikut perbedaan TBC laten dan aktif.
- Kuman TBC tidak aktif (tertidur) di tubuh. Fase ini bisa berlangsung sangat lama bahkan puluhan tahun
- Seseorang tidak terlihat atau merasa sakit. Rontgen dada biasanya normal.
- Orang yang menderita TBC laten tidak dapat menularkan TBC ke orang lain.
- Biasanya diobati dengan minum satu obat selama 9 bulan.
- Kuman TBC bereproduksi dan menyebar di tubuh, menyebabkan kerusakan jaringan.
- Seseorang biasanya merasa sakit setelah terinfeksi.
Gejala khas meliputi: batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, penurunan berat badan, keringat malam, dan demam. Rontgen dada dan tes lain diperlukan untuk mendiagnosis penyakit TB.
- Jika kuman TBC ada di paru-paru atau kotak suara, Moms dapat menularkan TBC ke orang lain melalui batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.
- Diobati dengan minum tiga atau empat obat selama minimal 6 bulan.
Baca Juga: Kasus TBC Naik Kembali, Ini Cara Pencegahan yang Bisa Moms Lakukan Pada Anak
Bakteri TBC menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa.
Orang lain yang berada di dekatnya dapat tertular dengan menghirup bakteri tersebut.
Namun, penyakit TBC tidak dapat menyebar melalui barang-barang pribadi.
Seperti pakaian, tempat tidur, gelas minum, peralatan makan, jabat tangan, toilet, atau barang lain yang telah disentuh oleh penderita TBC.
Tidak dapat dipungkiri, siapapun dapat terkena penyakit TBC. Namun, terdapat beberapa kondisi yang menempatkan seseorang memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini.
Dilansir dari Patient, berikut ini adalah orang yang paling berisiko terkena penyakit TBC.
- Kontak dekat dengan orang yang memiliki TB aktif di paru-paru. Misalnya, tinggal serumah, atau menghabiskan banyak waktu dengan orang tersebut.
- Jika tinggi di negara atau tempat tinggal di mana penyakit TBC umum terjadi.
- Memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti infeksi HIV, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
- Malnutrisi atau kondisi seseorang mengalami gizi buruk dan kekurangan vitamin D
- Bayi, anak kecil dan orangtua lebih rentan terhadap TBC.
Baca Juga: Kenali Lebih Dalam TBC Usus, dari Gejala hingga Pengobatannya
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR