Nakita.id – Dalam pengobatan penyakit tuberkolosis (TBC), dapat dilakukan dengan rutin mengonsumsi obat-obatan.
Adapun obat yang diberikan berupa kombinasi beberapa jenis antibiotik.
Mereka bekerja untuk membunuh bakteri penyebab penyakit, membersihkan tubuh, dan mencegah resistensi bakteri.
Meski penyakit TBC tampak menyeramkan, namun bukan berarti tidak dapat diobati.
Dengan perawatan yang tepat, pasien TBC dapat sembuh selama pengobatan dalam kurun waktu tertentu.
Obat-obatan yang dikonsumsi harus sesuai dengan anjuran dokter.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa pilihan obat penyakit TBC yang bisa didapatkan di apotek.
Rifampicin adalah obat untuk mengobati infeksi bakteri penyebab penyakit TBC berkat kandungan aktif Rifampisin.
Mereka bekerja baik untuk menghentikan berkembangnya bakteri penyebab infeksi.
Obat ini bekerja dengan cara mengganggu kerja enzim bakteri.
Untuk mengonsumsinya Moms dapat meminumnya saat perut kosong atau sekitar satu jam sebelum waktu makan.
Baca Juga: Selain Obat Medis, Ini 5 Rekomendasi Obat Herbal Penyakit TBC dan Manfaatnya
Efek samping yang dapat timbul diantaranya seperti gangguan pencernaan hingga hipersensitivitas seperti demam, sariawan.
Namun tidak perlu khawatir karena efek samping ini bersifat sementara.
Obat lain yang sama ampuhnya membunuh bakteri penyebab TBC adalah Isoniazide.
Setiap tablet mengandung isoniazid. Kandungan ini bekerja dengan cara menganggu pembuatan asam mycolic yang terdapat dalam bakteri penyebab TB.
Selain itu, isoniazid juga berperan dlam mengacaukan pembuatan dinding sel sehingga bakteri tidak dapat berkembang.
Efek samping obat ini meliputi efek neurologis seperti gangguan penglihatan, vertigo, hingga gangguan otot, kemudian efek samping lainnya juga bisa muncul seperti sakit kepala, jantung berdebar, mulut kering dan retensi urin.
Obat yang satu ini membantu mematikan bakteri penyebab penyakit dengan pH asam.
Moms bisa mengonsumsi ini bersamaan saat makan.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter apabila memiliki riwayat alergi, gangguan ginjal dan hati.
Efek samping dalam penggunaan obat TBC ini adalah peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia).
Selain itu, penderita juga dapat mengalami anoreksia, hepatotoksisitas, mual, dan muntah.
Pro TB 4 merupakan obat untuk tuberkolosis yang mengandung gabungan antara isoniazid (INH), rifampisin, ethambutol HCl, dan pyrazinamide.
Mereka bekerja aktif untuk mengatasi infeksi akibat bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Setiap tablet mengandung rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pyrazinamide 400 mg, dan Ethambutol 275 mg.
Moms wajib konsumsi obat ini sesuai dengan petunjuk dokter.
Ketentuan lainnya adalah sebaiknya diminum saat perut kosong atau 30 menit sebelum makan.
Perhatian pemakaian untuk pengidap dengan riwayat hipersensitivitas, masalah pada gastrointestinal, hepatitis, leukopenia, gagal ginjal akut, gangguan pada fungsi hati, dan anemia hemolitik.
Obat ini digunakan untuk membantu mengatasi penyakit TBC.
Mereka bisa menghambat kemampuan bakteri menginfeksi tetapi tidak bisa membunuh bakteri secara langsung.
Ethambutol diberikan untuk pasien dengan risiko resistensi obat TBC, seperti streptomisin atau isoniazid.
Dalam pengunaanya, biasanya dikombinasikan dengan jenis obat lainnya, seperti rifampisin dan isoniazid.
Penggunaan etambutol tidak direkomendasikan untuk TBC pada anak di bawah 8 tahun karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan efek sampingnya sangat sulit dikendalikan.
Efek samping yang dapat timbul seperti gangguan penglihatan, sakit kepala, mual dan muntah, hingga sakit perut.
Baca Juga: Kenali 7 Ciri-ciri TBC pada Anak, Mulai dari Berat Badan Menurun dan Sering Demam
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR