Nakita.id - Moms perlu mencegah TBC pada anak sedini mungkin.
Salah satu cara mencegah TBC pada anak sejak dini yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan skrining.
Sayangnya, cukup banyak orangtua yang masih belum melakukan cara mencegah TBC pada anak ini.
Hal ini dikarenakan ketidaktahuan orangtua akan beberapa gejalanya.
Padahal, mengetahui gejalanya itu sangat penting agar Moms bisa segera melakukan skrining.
Umumnya, TBC sendiri ditemukan pada paru-paru dimana anak akan batuk-batuk.
Melansir The Royal Children's Hospital Melbourne, gejala batuk ini biasanya disertai dengan sakit dada.
Juga, demam, mudah lelah, berkeringat di malam hari, serta penurunan berat badan.
Selain paru-paru, TBC juga dapat ditemukan di bagian tubuh lainnya, Moms.
Gejalanya dapat bervariasi layaknya orang sakit pada umumnya.
Bahkan, dalam beberapa kasus, anak TBC bisa tidak memiliki gejala sama sekali.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri TBC Pada Anak dan Ibu Hamil Serta Risikonya
Sementara itu, TBC juga dapat menyerang anak pubertas. Berikut ini beberapa gejalanya seperti dilansir Standford Medicine Children's Health:
- Batuk lebih dari 3 minggu
- Sakit dada
- Darah dalam dahak
- Tubuh terasa lemas
- Mudah lelah
- Kelenjar bengkak
- Penurunan berat badan
- Penurunan nafsu makan
- Demam
- Berkeringat di malam hari
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Bisa Moms Lakukan Demi Pencegahan TBC Pada Anak
- Panas dingin
Apabila Moms menemukan gejala TBC pada anak seperti di atas, segera bawa ke faskes terdekat untuk dilakukan skrining.
Jika dibiarkan begitu saja, penyakit ini dapat menggerogoti Si Kecil dan mengancam nyawanya.
Untuk anak, skrining TBC umumnya dilakukan dengan tes Mantoux.
Tes ini dilakukan dalam dua tahap berikut:
Pada tahap ini, dokter akan menyuntikkan zat khusus bernama purified protein derivative (PPD) atau tuberkulin ke bawah kulit pasien, biasanya di bagian lengan.
Setelah tuberkulin disuntikkan, benjolan kecil berwarna pucat akan muncul pada area penyuntikkan.
Pada 24-72 jam sesudah penyuntikan, dokter akan melihat kondisi kulit pasien untuk memastikan ada tidaknya reaksi terhadap tuberkulin.
Jika ada reaksi, biasanya timbul benjolan kecil yang menebal pada kulit atau disebut indurasi.
Apabila ukuran indurasi lebih besar dari batas normal, hal ini menandakan bahwa pasien telah terinfeksi oleh bakteri TB.
Namun, apabila ukuran indurasi lebih kecil dari batas normal, hal ini menandakan bahwa pasien tidak terinfeksi oleh bakteri TB.
Baca Juga: Kenali 7 Ciri-ciri TBC pada Anak, Mulai dari Berat Badan Menurun dan Sering Demam
Akan tetapi, pasien yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TBC dalam waktu dekat perlu melakukan tes ulang pada 8-12 minggu setelah pemeriksaan sebelumnya.
Selain itu, hasil negatif juga bisa muncul pada pasien yang sebenarnya mengalami infeksi TB, Moms.
Misalnya, pada pasien dengan kondisi kurang sehat, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau baru saja menerima vaksin BCG.
Apabila pasien baru kembali ke dokter lebih dari 72 jam setelah penyuntikkan, tes Mantoux harus diulangi.
Jika tidak ada reaksi yang timbul kulit yang menjalani pada tes Mantoux dan ini merupakan tes pertama pasien, pemeriksaan perlu diulangi dalam 1-3 minggu kemudian.
Langkah ini bertujuan memastikan bahwa hasilnya benar-benar negatif.
Hasil skrining TBC yang positif akan mengharuskan Si Kecil untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga diagnosisnya tepat.
Ketika diagnosis sudah pasti, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi tuberkulosis yang dialami pasien.
Nah, itu dia Moms gejala TBC pada anak yang perlu diwaspadai.
Semoga informasi di atas membantu ya, Moms.
Yuk, cegah TBC pada anak sejak dini!
Baca Juga: Kenali Gejala Awal TBC pada Anak, Jangan Sampai Disepelekan!
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR