Peran melindungi ini dapat membuat si kecil jadi jauh lebih pemberani.
Tidak hanya itu, memiliki perasaan dilindungi akan membuat anak terdorong untuk melindungi orang lain.
Ayah bisa mengajarkan anak laki-lakinya bagaimana memperlakukan kaum perempuan.
Dengan demikian, anak laki-laki akan tumbuh menjadi sosok yang menghormati dan menghargai kaum perempuan.
Anak akan memahami bahwa ia perlu melindungi kaum yang lebih lemah, dan tidak menjadikan perempuan sebagai objek belaka.
3. Melatih Kecerdasan Emosi
Beda dengan Moms, Dads lebih memiliki kestabilan emosi.
Emosi kaum perempuan kerapkali tidak stabil karena perubahan hormon, atau karena pada dasarnya kaum perempuan memang mengekspresikan sesuatu secara verbal.
Kestabilan emosi Dads mengajarkan anak untuk mengontrol perasaannya, tidak lekas menangis ketika tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, atau mengatasi masalah dengan membicarakannya baik-baik.
Kecerdasan emosi sangat penting bagi seorang anak dalam menghadapi kehidupan sosialnya kelak.
4. Mengajarkan Kemandirian
Baca Juga: Buat Anak Bersemangat Salat Tarawih, Dads Bisa Berperan Sama Ajak Si Kecil Lakukan Ini
Sebagai kepala keluarga, ayah dapat mengajarkan anak bagaimana menjadi pemimpin dalam lingkup yang kecil.
Ayah bisa mendorong anak untuk berinisiatif, dan berani melakukan sesuatu sendiri tentunya dengan pengawasan.
Misalnya, meminta anak membeli minuman di warung. Atau, mengajak anak ke sekolah menumpang kendaraan umum.
Hal ini untuk mempersiapkan anak karena Dads atau Moms tidak bisa selamanya menemani anak ke mana-mana.
Anak pun tidak akan terus merasa dilindungi, melainkan dapat melindungi dirinya sendiri.
Peran ayah dalam tumbuh kembang anak pada akhirnya membantu anak menjadi sosok yang mandiri.
Interaksi ayah dan anak akan membuat anak tidak tergantung pada orang lain saat berniat melakukan sesuatu.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR