Nakita.id – Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 2 April.
Peringatan ini merupakan bentuk dukungan kepada penyandang autisme supaya dapat hidup seperti orang-orang pada umumnya.
Autis atau autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak.
Penderita autis biasanya memiliki perilaku, cara berkomunikasi, dan belajar yang berbeda dari kebanyakan orang.
Gejala autisme autis biasanya akan dimulai sebelum usia 3 tahun dan gejalanya bertahan seumur hidup.
Penelitian yang dilakukan ada banyak faktor yang dikaitkan dengan anak yang terlahir autis.
Seperti riwayat keluarga, berat lahir rendah, usia ibu hamil yang lebih tua, hingga paparan bahan kimia tertentu saat hamil.
Meskipun tidak dapat mencegah memiliki anak dengan gangguan autis, Moms dapat meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat dengan melakukan perubahan gaya hidup berikut seperti yang dilansir dari Web MD.
Lakukan pemeriksaan rutin, makan makanan seimbang, dan olahraga.
Pastikan Moms memiliki perawatan prenatal yang baik, dan minum semua vitamin dan suplemen yang direkomendasikan.
Konsumsi suplemen seperti seperti folat (asam folat), omega-3, dan vitamin D3, mengoreksi kekurangan vitamin, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Serta memperpanjang menyusui sebagai cara yang mungkin untuk mengurangi risiko autisme.
Sebelum mengonsumsi obat-obatan apapun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Obat-obatan tertentu dapat berpengaruh pada perkembangan janin dalam kandungan.
Dilansir dari Very Well Health, penggunaan obat antiepilepsi bisa meningkatkan risiko autisme pada bayi.
Beberapa obat antiepilepsi yang umum, terutama valproat telah terbukti meningkatkan risiko autisme bila dikonsumsi selama kehamilan.
Selain itu, penggunaan antidepresan, khususnya inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), juga terkait dengan risiko autisme.
Faktor risiko yang mungkin termasuk racun lingkungan dan mengonsumsi Tylenol selama kehamilan.
Tidak kalah penting, Moms juga perlu membatasi makanan dan minuman yang dapat berdampak buruk.
Salah satunya adalah alkohol. Hindari segala jenis minuman beralkohol saat sedang hamil.
Pastikan Moms mendapatkan vaksin campak (rubella) sebelum hamil.
Hal ini karena vaksin terkait rubella tersebut dapat mencegah autisme.
Baca Juga: Hari Autisme Sedunia, Moms Perlu Tahu Ciri-Ciri Anak Usia 0-3 Tahun Terkena Autisme
Mendeteksi kemungkinan autisme untuk anak yang belum lahir memungkinkan untuk dilakukan.
Dilansir dari PsychCentral, menurut studi tahun 2015, pengujian genetik prenatal (PGT) tersedia di AS melalui layanan genetik klinis.
Tes ini mencari gen kerentanan ASD dan mengukur risiko ASD saja. Bayi dengan gen ini mungkin atau mungkin tidak mengembangkan autisme.
Seorang dokter spesialis kedokteran ibu-janin, seperti dokter kandungan/ginekolog, melakukan pengujian genetik janin menggunakan amniosentesis antara usia kehamilan 16 hingga 20 minggu.
Bentuk plasenta juga bisa menjadi faktor pengenal, seperti yang ditunjukkan di studi 2018 dari adik kandung anak autis yang belum lahir.
Saudara kandung ASD memiliki plasenta yang sedikit lebih tebal yang lebih bulat dengan batas yang lebih teratur daripada plasenta yang diukur dari populasi umum.
Variasi bentuk plasenta dianggap sebagai hasil dari adaptasi pertumbuhannya yang berkelanjutan sebagai respons terhadap perubahan kondisi intrauterin.
Jika bentuk plasenta seragam, ini mungkin menunjukkan bahwa ia belum mampu mengkompensasi perubahan rahim sebagaimana mestinya.
Seorang teknisi terlatih dapat memeriksa plasenta menggunakan ultrasound.
Teknologi yang aman dan non-invasif ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar komputer yang dapat diukur oleh teknologi tersebut.
Nah itu dia Moms, beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan anak lahir dengan kondisi autisme selama kehamilan.
Baca Juga: Hari Peduli Autisme Sedunia 2023, Begini Cara Berikan Pemahaman Anak Tanpa Autisme Soal Autisme
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR