Nakita.id - Jangan bandingkan pertumbuhan anak satu dengan lainnya ya, Moms.
Pasalnya ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Simak selengkapnya di sini.
Faktor keturunan atau genetik merupakan hal penting yang berpengaruh kepada karakter fisik dari anak.
Faktor genetik ini bersifat mutlak alias tidak bisa diubah. Faktor ini akan mewariskan berbagai potensi fisik maupun psikis orangtua kepada anak, seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, tekstur rambut, warna rambut, warna mata, hingga kecerdasan dan bakat.
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan Si Kecil, Moms.
Misalnya alergi, diabetes, dan beberapa penyakit lainnya dapat diwariskan secara genetik dari orangtua ke anaknya.
Meski faktor genetik tidak bisa diubah, tapi beberapa faktor lainnya bisa melengkapi faktor genetik ini, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya pola asuh orangtua dan lingkungan sekitar anak.
Nah, inilah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini.
Pola asuh orangtua ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak dari segi mental, fisik, sampai kecerdasan.
Pola asuh orangtua juga dapat mempengaruhi karakter anak, Moms.
Baca Juga: Manfaat Free Drawing untuk Perkembangan Anak Menurut Psikolog
Si Kecil yang dibesarkan dalam pola asuh yang penuh kasih sayang, akan tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental, serta memiliki karakter positif seperti berani, percaya diri, dan riang.
Sedangkan anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang negatif, dampaknya bisa membuat Si Kecil tumbuh dengan berbagai masalah psikologis, seperti takut bertemu orang lain, tidak percaya diri, mudah khawatir, dan lainnya.
Lingkungan sekitar tumbuh kembang anak juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang memiliki sisi positif, maka ia pun cenderung akan memiliki karakter yang juga positif. Demikian pula sebaliknya.
Itu sebabnya, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif di sekitar Si Kecil setiap saat, ya, Moms, sehingga apapun yang dialaminya akan memberikan efek positif pula pada pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil.
Sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk memfasilitasi anak-anaknya agar bisa tumbuh cerdas, salah satunya dengan memberi stimulasi.
Tapi, apa itu stimulasi?
Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar ia tumbuh dan berkembang secara optimal. Misalnya dengan memberinya kesempatan bermain, bereksplorasi, dan belajar hal-hal baru.
Semua kesempatan yang diberikan kepada Si Kecil di usia dininya, akan berdampak langsung pada kesehatan, kecerdasan, emosional, dan pertumbuhannya.
Stimulasi bisa diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia Si Kecil, Moms.
Misal, memperkenalkannya pada benda-benda di sekitar yang mudah untuk digenggam ketika Si Kecil baru berusia 1 tahun, dan kemudian meningkat menjadi kegiatan mencoret kertas saat ia mulai bisa memegang pensil.
Baca Juga: 10 Tips Ayah Berperan Sama Untuk Perkembangan Anak yang Optimal
Intinya, apapun yang Moms lakukan bersama dengan Si Kecil, itu bisa jadi bentuk stimulasi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya, termasuk mengajaknya mengobrol dan bermain.
Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah faktor nutrisi. Ya, tumbuh kembang Si Kecil memerlukan ‘bahan bakar’ yang cukup, yang berasal dari nutrisi.
Kebutuhan nutrisi berasal dari asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil.
Moms pasti sudah memahami betul apa saja nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, Si Kecil juga perlu mikronutrien yang terdiri dari berbagai vitamin dan mineral.
Selain itu, ada beberapa faktor yang sudah dijelaskan oleh Kementrian Kesehatan.
- Ras/etnik atau bangsa
Ras/etnik dari suatu bangsa tidak akan berubah menjadi ras/etnik bangsa lain.
Seperti ras Amerika tidak akan menjadi ras Indonesia.
- Keluarga
Ukuran fisik orangtua akan mempengaruhi ukuran fisik anaknya seperti tinggi, gemuk, pendek, kurus dan sebagainya.
Baca Juga: Bayi Tidak Mau Tengkurap, Simak Begini Cara Moms Melatih Si Kecil!
- Umur
Umur anak akan berpengaruh terhadap kecepatan petumbuhan anak. Anak usia balita akan tumbuh lebih cepat dari dewasa.
- Jenis Kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya.
Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma down’s dan sindroma tuner’s.
- Gizi
Baca Juga: 5 Cara Ayah Berperan Sama yang Sangat Pengaruhi Perkembangan Anak
Nutrisi Moms hamil terutama dalam tiga bulan akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
- Mekanis
Posisi fetus yang tidak normal bisa menyebabkan kelainan bawaan.
- Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan bawaan seperti palastoskisis.
- Endokrin
Kencing manis dapat menyebabkan makrosomia, pembesaran jantung, hyperplasia adrenal.
- Radiasi
Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan bawaan mata, kelainan jantung.
- Infeksi
Infeksi pada tiga bulan pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin; katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung bawaan.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Ajak Ameena Main Pasir di Pantai, Ternyata Ini Manfaatnya Untuk Perkembangan Anak
- Kelainan imunologi
Eribaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan Moms sehingga Moms membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis, selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
- Psikologi
Kehamilan yang tidak di inginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada Moms hamil dan lain-lain.
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
- Penyakit kronis/kelainan bawaan
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
Baca Juga: Bulan Mainan dan Hadiah yang Aman, Mengapa Mainan Sangat Penting Selama Masa Perkembangan Anak?
Lingkungan fisik dan kimia. Lingkungan sering disebut milieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
- Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orangtuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
- Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menghambat pertumbuhan anak.
- Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
- Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi Moms-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
- Stimulasi
Baca Juga: Perkembangan Normal Si Kecil Dilihat dari Pola Tidur, Usia dan Durasi Tidur
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan Moms dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
- Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.
Demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR