Lebih tepatnya, berisiko 7.800 kali lebih besar untuk terpapar TBC daripada rumah dengan sistem sirkulasi udara yang baik.
Demikian mengutip artikel jurnal 'Hubungan Tingkat Pencahayaan, Kelembapan Udara, dan Ventilasi udara dengan Faktor Risiko Kejadian TB Paru BTA Positif di Desa Jatikalang, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo' (2019) via Kompas.
Untuk melakukannya, Moms bisa rutin membuka jendela setiap paginya agar udara dan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
Pengobatan TBC parah berikutnya ini juga perlu Moms lakukan.
Hindari berolahraga berat lantaran fungsi paru-paru menurun.
Melainkan berolahraga ringan, seperti berjalan atau yoga, untuk membantu mengembalikan fungsi paru-paru yang semula terganggu akibat TBC secara bertahap.
Juga, untuk menghindari penderita TBC dari berbagai risiko penyakit lainnya.
Selama 6 bulan pengobatan TBC, dokter akan menjadwalkan kontrol setiap bulannya dan Moms wajib melaksanakan instruksi tersebut.
Dokter akan mengecek progres pengobatan yang telah dilakukan, juga menentukan langkah-langkah medikasi yang tepat sesuai kondisi TBC yang dialami.
Untuk kontrol bisa Moms lakukan di berbagai jenis faskes, termasuk puskesmas.
Di puskesmas, kontrol rutin TBC sudah bisa dilakukan secara gratis dengan BPJS Kesehatan.
Baca Juga: Kenali Gejala Batuk Tak Biasa pada Anak Terkena TBC, Harus Waspada!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR