"Dan untuk pemberian imunisasi sendiri, para kader sudah kita bekali dengan ilmu yang ada di buku panduan. Jadi, seputar pertanyaan masyarakat itu ada di buku panduan," ungkap Bidan Lina.
Sehingga, lanjutnya, ibu kader juga bisa membantu para tenaga kesehatan untuk menjawab semua pertanyaan dari masyarakat. Khususnya, ibu-ibu yang punya anak balita.
"Kalau memang dia adalah kader, berarti dia sudah paham betul apa saja yang akan dilakukan dan yang harus dilakukan," kata Bidan Lina.
"Jadi, kader sendiri pun sudah kita bekali dengan ilmu-ilmu. Jadi, tidak usah khawatir untuk memberikan pertanyaan pada kader," lanjutnya.
Dirinya juga menyebut, jika misalnya kader tidak bisa menjawab, maka kader tersebut bisa langsung bertanya kepada pihak puskesmas.
Meski begitu, lantas bagaimana langkah kader jika ada orangtua yang tidak mau anaknya mendapat imunisasi?
Bidan Lina bercerita bahwa sampai saat ini masih ada sebagian kecil orangtua yang menolak imunisasi.
"Tapi, kita tidak boleh memaksa, karena imunisasi adalah hak asasi manusia," ucapnya dengan tegas.
"Tapi, yang kita kembalikan lagi adalah, berhubung yang diimunisasi adalah anak, jadi orangtua juga tidak boleh yang namanya mengatur haknya si anak itu," tegasnya lagi.
Sebab menurutnya, salah satu hak anak adalah mendapatkan pengobatan maupun imunisasi yang baik.
Baca Juga: Apakah Harus Ulang dari Awal Jika Ada Imunisasi Anak Terlewat? Berikut Penjelasan Ahli
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR