Nakita.id – Berhubungan seks seharusnya terasa menyenangkan dan intim.
Sayangnya, rasa sakit sebelum, selama, atau setelah berhubungan seks tidak jarang terjadi.
Kondisi ini disebut juga dengan gejala dispareunia.
Meski pria bisa mengalaminya, hal ini lebih sering dirasakan oleh para wanita. Bahkan, diperkirakan 3 dari 4 wanita mengalami seks yang menyakitkan.
Wah, memangnya apa yang menjadi penyebab sakit dan nyeri setelah berhubungan intim? Supaya tak bingung lagi, berikut ini penjelasannya.
Melansir dari Health, inilah beberapa hal yang bisa menyebabkan sakit dan nyeri setelah berhubungan intim.
Jika Moms tidak memiliki pelumasan yang cukup, radang akibat seks penetratif dapat menyebabkan nyeri pada vagina.
Moms juga mungkin mengalami kekeringan pada vagina jika melakukan hubungan seks penetrasi sebelum terangsang atau jika mengalami perubahan hormonal.
Apabila Moms baru saja memiliki bayi atau sedang menyusui, perubahan hormonal dapat menurunkan jumlah estrogen dalam tubuh dan menyebabkan kekeringan vagina yang membuat seks terasa menyakitkan.
Demikian pula, perimenopause dan menopause juga dapat menurunkan kadar estrogen dan menyebabkan kekeringan dan peradangan pada vagina.
Vagina yang kering juga bisa menjadi gejala atrofi vagina, yaitu saat vagina menjadi tipis, kering, dan meradang akibat penurunan kadar estrogen di dalam vagina.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Dihindari Setelah Berhubungan Intim
Jika vagina yang kering terkait dengan menopause, pelumas atau terapi hormon dapat membantu mengembalikan kelembapan.
Namun, bila vagina yang kering berhubungan dengan tidak terangsang, Moms bisa mencoba pelumas dan lebih banyak foreplay untuk membangkitkan mood.
Produk vagina beraroma, spermisida, dan kondom lateks dapat menyebabkan iritasi kulit yang dapat membuat seks menjadi menyakitkan, terutama jika Moms alergi terhadapnya.
Selain itu, para ahli juga tidak merekomendasikan penggunaan pembersih atau douche beraroma untuk membersihkan bagian dalam vagina.
Pasalnya, vagina sebenarnya dapat membersihkan dirinya sendiri, dan produk ini dapat mengiritasi kulit vagina yang sensitif dan meningkatkan risiko infeksi. Beberapa produk seperti Nonoxynol-9, bahan dalam spermisida, dapat mengiritasi vagina dan Mr. P.
Endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit yang dalam dan tajam di dalam vagina atau panggul selama atau setelah berhubungan intim.
Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, yang dapat menyebabkan peradangan pada atau di sekitar ovarium, leher rahim, saluran tuba, dan kandung kemih.
Gejala endometriosis lainnya meliputi:
- Disfungsi dasar panggul
- Kram menstruasi yang menyakitkan
- Pendarahan tidak teratur
- Infertilitas
- Masalah pencernaan
Endometriosis tidak dapat disembuhkan, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala. Operasi laparoskopi dapat menghilangkan lesi endometriosis dan mengurangi rasa sakit.
Pil KB hormonal dan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) juga dapat mencegah lesi tumbuh, yang dapat mengurangi rasa sakit.
Untuk nyeri yang lebih ringan saat berhubungan intim, dokter mungkin juga merekomendasikan untuk mengonsumsi obat nyeri yang dijual bebas seperti naproxen (Aleve) atau ibuprofen (Advil dan Motrin).
Melansir dari NHS, inilah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi sakit dan nyeri setelah berhubungan intim.
1. Jika merasakan sakit, keluarnya cairan yang tidak biasa, gatal atau nyeri di sekitar alat kelamin, sebaiknya lakukan pengobatan untuk sariawan atau tes IMS.
2. Jika vagina kering, Moms bisa gunakan pelumas. Tapi, ingatlah untuk menggunakan produk berbahan dasar air jika Moms menggunakan kondom karena pelumas berbahan dasar minyak dapat merusaknya dan membuatnya tidak efektif.
3. Jika mengalami alergi atau iritasi di sekitar alat kelamin, Moms perlu menghindari penggunaan produk yang dapat menyebabkannya.
4. Jika ada alasan emosional atau kecemasan yang menyebabkan masalah, Moms sebaiknya berkonsultasi langsung kepada dokter, konselor, atau terapis seks.
Nah, itu dia Moms penyebab sakit dan nyeri setelah berhubungan intim beserta cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR