Pada bagian bawah berisi tumpeng nasi putih dan lauk-pauk.
Gunungan kedua berbentuk tumpul seperti kubah.
Bentuk gunungan tersebut melambangkan yoni yang disebut gunungan Estri (perempuan).
Berbeda dari gunungan pertama, gunungan kedua berisi renggingan mentah yang ditusuk dengan bilah bambu.
Pada bagian bawah berisi nasi dan lauk pauk.
Kedua gunungan tersebut merupakan simbol raja beserta kawula dan abdi dalem yang telah berhasil menyelesaikan ibadah puasa selam satu bulan penuh.
Tradisi Grebeg Syawalan merupakan tradisi turun temurun dari Sultan Agung sejak zaman Kerajaan Mataram.
Tradisi Syawalan juga dilakukan oleh masyarakat di Yogyakarta secara turun temurun.
Grebeg Syawal merupakan tujuh gunungan yang berisi hasil bumi yang diiringi oleh pasukan berkuda Keraton Yogyakarta.
Gunungan diarak dari pagelaran keraton menuju halaman Masjid Agung (Masjid gedhe) di Kauman yang berjarak sekitar satu kilometer.
Di masjid, gunungan akan didoakan oleh Kyai Penghulu yang diikuti oleh ulama keraton dan abdi dalem dengan memanjatkan doa kebaikan, kesejahteraan, kemakmuran, dan keselamatan keluarga Sultan dan rakyat pada umumnya.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR