Nakita.id - Sejumlah negara di Asia terpantau mengalami gelombang panas atau heatwave dalam beberapa waktu belakangan.
Bahkan, seperti diberitakan USA Today (19/4/2023), gelombang panas yang melanda pada April 2023 ini disebut memecahkan rekor dan telah "menghanguskan" sebagian Asia.
Gelombang panas adalah periode cuaca panas tidak umum yang biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih.
Penyebutan gelombang panas lantaran suhu di suatu wilayah sangat panas atau berada di atas rata-rata suhu yang biasa terjadi.
Fenomena ini dapat berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu, dan merupakan penyebab signifikan kematian akibat cuaca.
Salah satu negara yang terdampak gelombang panas ini ada di Asian Tenggara dan Selatan.
Wah, padahal Indonesia menjadi salah satu bagian dari Asia Tenggara.
Apakah Indonesia termasuk?
Lantas, mana saja negara di Asia Tenggara dan Selatan mana saja yang mengalami gelombang panas?
Gelombang panas di Asia marak terjadi di negara-negara yang berada di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Beberapa rekor suhu tertinggi sepanjang masa pun telah dipecahkan, termasuk suhu terik hingga 45 derajat Celsius untuk pertama kalinya di Tak, Thailand.
Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem Melanda Indonesia, Ini 4 Cara Melindungi Kulit Selain Pakai Sunscreen
Untungnya, Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara tidak masuk dalam daftar.
Berikut beberapa negara di Asia yang terserang gelombang panas pada April 2023:
Diberitakan CNN (19/4/2023), otoritas Thailand pada awal bulan ini mengeluarkan peringatan kesehatan untuk beberapa provinsi karena indeks panas diperkirakan mencapai 50,2 derajat Celsius.
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyatakan, indeks panas ekstrem tersebut diprediksi bisa terjadi di daerah Bang Na, Bangkok.
Meski April dan Mei biasanya memang merupakan bulan-bulan terpanas, suhu panas kali ini turut dipengaruhi oleh kabut asap yang menyebabkan polusi melonjak.
Bahkan kualitas udara di Chiang Mai, kota paling tercemar di dunia, kian memburuk berkat asap dari kebakaran hutan dan aktivitas pembakaran lahan tanaman.
Akibatnya, bangsal rumah sakit di kota ini pun penuh dengan masyarakat yang mengalami masalah pernapasan.
Menurut Departemen Meteorologi India, sejumlah 48 stasiun cuaca mencatat suhu lebih dari 42 derajat Celsius, dengan suhu tertinggi 44,2 derajat Celsius di negara bagian timur Odisha.
Akibat gelombang panas, setidaknya 13 orang meninggal dunia di negara bagian Maharashtra setelah menghadiri upacara penghargaan negara pada Minggu (16/4/2023).
Sementara itu, antara 50-60 orang dirawat di rumah sakit akibat menghadiri acara di Navi Mumbai saat panas terik menyerang.
Gelombang panas di anak benua ini juga membuat otoritas Tripura dan Benggala Barat memerintahkan untuk menutup sekolah.
Di sisi lain, Kementerian Tenaga Kerja India turut mengeluarkan imbauan kepada semua negara bagian untuk memastikan keselamatan pekerja, terutama pekerja luar ruangan. Keselamatan tersebut termasuk menyediakan air minum yang cukup, kompres es darurat, dan istirahat lebih sering.
Di Bangladesh, seperti dilansir The Guardian (19/4/2023), suhu melonjak hingga di atas 40 derajat Celsius di ibu kota Dhaka, pada Sabtu (15/4/2023). Rekor suhu di Bangladesh ini bahkan disebut hari terpanas dalam 58 tahun, yang menyebabkan permukaan jalan aspal meleleh.
Seorang pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Perubahan Iklim pun mengatakan, akan mengumumkan darurat suhu di daerah tertentu apabila temperatur tak kunjung turun.
Laos juga mencatatkan suhu tertinggi sebesar 42,7 derajat Celsius di Kota Luang Prabang pada Selasa (18/4/2023). Adapun sehari sebelumnya, negara lain di Asia Tenggara yakni Myanmar, mencetak rekor suhu tertinggi selama April 2023.
Rekor suhu panas tersebut, terjadi di Kalewa, wilayah Sagaing tengah yang mencapai 44 derajat Celsius.
Suhu yang sangat panas juga telah menyebar luas di seluruh China. Pada Selasa, negara itu mencatatkan suhu setinggi 42,4 derajat Celsius di Yuanyang.
Bukan hanya itu, di hari yang sama, lebih dari 100 stasiun cuaca di 12 provinsi turut memecahkan rekor suhu pada April 2023. Peningkatan suhu global dan krisis iklim membuat para ilmuwan menyatakan bahwa gelombang panas akan menjadi lebih umum terjadi.
Sebuah studi pada 2022, seperti dikutip CNN menemukan, gelombang panas yang berbahaya akan terjadi antara tiga hingga sepuluh kali lebih sering saat pergantian abad.
Studi juga mengatakan, di daerah tropis yang meliputi sebagian besar Asia, orang dapat terpapar panas berbahaya hampir setiap hari dalam setahun.
Gelombang panas ini dapat terus-menerus terjadi, bahkan tingkat panas tersebut mendorong batas kemampuan bertahan hidup manusia. Adapun suhu yang sangat panas di Asia Selatan dan Asia Tenggara diperkirakan akan terus berlanjut.
Sementara itu, kondisi yang lebih dingin akan terjadi di sebagian besar China, lantaran suhu diperkirakan turun dari sekitar 10 derajat Celsius di atas rata-rata menjadi 10 derajat Celsius di bawah rata-rata.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR