Menutupi kulit dengan pakaian pelindung dan topi dapat membantu melindungi dari sinar UVA dan UVB. Tapi, pakaian tertentu memberikan perlindungan lebih dari yang lain.
Moms dapat mencari pakaian dengan faktor perlindungan ultraviolet (UPF), yang menunjukkan seberapa besar kain tersebut melindungi kulit dari sinar UV.
Misalnya, kemeja dengan peringkat UPF 50 memblokir sekitar 98% sinar UV matahari.
Skin Cancer Foundation (SCF) mensyaratkan UPF minimal 30 untuk memberikan segel rekomendasinya untuk perlindungan matahari yang efektif.
Tapi, Moms tidak harus memakai pakaian yang memiliki rekomendasi SCF untuk memberikan perlindungan terhadap sinar matahari, kok.
Berikut ini beberapa faktor untuk menentukan seberapa protektif pakaian:
- Warna: Warna kain adalah salah satu faktor terpenting dalam menentukan perlindungan UV.
Penelitian menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap, seperti biru atau merah, lebih baik dalam menghalangi sinar matahari daripada warna yang lebih terang. Itu karena mereka menyerap lebih banyak sinar UV.
- Bahan: Pakaian yang terbuat dari kain yang ditenun rapat seperti denim, wol, dan poliester cenderung membiarkan lebih sedikit sinar UV masuk daripada kain yang lebih ringan dengan tenunan longgar, seperti katun atau jaring yang tidak dikelantang.
Moms dapat menguji pakaian dengan mengangkatnya ke arah cahaya. Jika dapat melihat cahaya menembus kainnya, mungkin kain tersebut tidak cukup protektif.
- Ukuran: Pakaian yang longgar dapat mengurangi paparan sinar matahari. Itu karena pakaian ketat bisa meregang atau robek, memungkinkan lebih banyak sinar UV mencapai kulit.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR