Nakita.id - Berikut ini penyebab anemia pada ibu hamil lengkap dengan penjelasan cara mengobatinya.
Anemia pada ibu hamil terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh tidak cukup.
Kondisi ini dapat terjadi pada ibu hamil karena kebutuhan nutrisi yang meningkat selama masa kehamilan, termasuk zat besi yang sangat penting untuk produksi sel darah merah.
Selain itu, perubahan hormonal pada ibu hamil dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah.
Gejala anemia pada ibu hamil dapat berupa kelelahan, sesak napas, kulit pucat, pusing, dan mudah lelah.
Anemia yang tidak diobati dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Maka dari itu, Moms wajib tahu penyebab dan cara mengobatinya.
Merangkum WebMD, anemia pada ibu hamil adalah kondisi yang sebaiknya tak boleh dianggap remeh atau dibiarkan begitu saja.
Faktanya, anemia selama kehamilan bisa meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan bahkan kematian ibu.
Meskipun anemia ringan sering terjadi pada banyak ibu hamil, kondisi ini bisa berubah menjadi masalah serius yang memerlukan peratawan medis lebih lanjut jika dibiarkan tak tertangani.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab anemia pada ibu hamil:
Baca Juga: Cara Mencegah Anemia pada Ibu Hamil Supaya Si Kecil Lahir Sehat
Asupan vitamin B12 sangat penting bagi tubuh ibu hamil untuk dapat memperbanyak sel darah merah.
Seperti diketahui, ibu hamil umumnya membutuhkan kadar sel darah merah yang lebih banyak untuk mencukupi perubahan dalam tubuh.
Sel darah merah juga diperlukan untuk mendukung pembentukan sel-sel darah merah pada janin.
Itu mengapa kebutuhan zat besi ibu hamil akan meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.
Jika kurang mengasup vitamin B12 baik itu dari makanan maupun suplemen, ibu hamil alhasil berisiko mengalami anemia.
Anemia pernisiosa adalah bentuk anemia yang terkait dengan defisiensi vitamin B12.
Sekitar 15–25 persen kalangan lansia dengan kekurangan vitamin B12 ditemukan mengalami anemia pernisiosa.
Anemia pernisiosa merupakan penyakit autoimun ireversibel yang memengaruhi selaput lendir lambung atau disebut mukosa lambung.
Kondisi ini dapat menyebabkan atrofi lambung, penghancuran sel-sel di lapisan pelindung lambung.
Anemia pernisiosa juga dapat mencegah penyerapan vitamin B12, bahkan jika seseorang mengonsumsi vitamin dalam jumlah yang cukup.
Anemia pernisiosa adalah penyebab paling umum dari kekurangan vitamin B12 di seluruh dunia.
Ibu hamil dengan diabetes atau penyakit tiroid dilaporkan lebih mungkin untuk terkena terkena anemia pernisiosa.
Kekurangan asupan asam folat (vitamin B9) baik dari makanan maupun suplemen juga bisa menjadi penyebab anemia pada ibu hamil.
Asam folat diperlukan ibu hamil untuk membentuk protein baru di dalam tubuh yang menghasilkan sel darah merah dan membentuk DNA pada janin.
Oleh karena itu, pada umumnya ibu hamil dianjurkan untuk mengasup asam folat lebih tinggi dari sebelumnya.
Kekurangan folat sendiri dapat memengaruhi pertumbuhan normal dan pembelahan sel pada plasenta dan janin, yang dapat menyebabkan kelainan kelahiran.
Jika ibu hamil tidak memiliki cukup folat sebelum dan selama kehamilan, bayi dapat mengalami masalah parah dengan otak dan sumsum tulang belakang yang disebut cacat tabung saraf.
Kekurangan folat juga telah dihubungkan dengan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.
Kekurangan zat besi bmerupakan salah satu penyebab anemia pada ibu hamil yang paling umum terjadi.
Gangguan pencernaan seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn dapat mengganggu kerja tubuh ibu hamil dalam penyerapan vitamin B12, asam folat, maupun zat besi dengan baik.
Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan ibu hamil mengalami anemia.
Di samping itu, kebiasaan minum alkohol juga dapat menjadi penyebab anemia pada ibu hamil karena bisa mengganggu dalam penyerapan vitamin B12, folat, maupun zat besi dari makanan atau suplemen.
Baca Juga: Suplemen Vitamin Penambah Darah yang Aman Dikonsumsi Ibu Hamil
Jika ibu hamil menderita gangguan pada ginjal, besar kemungkinan bagi dirinya untuk mengalami anemia.
Ini karena penyakit ginjal bisa memicu terjadinya gangguan pada produksi hormon erythropoietin (EPO) yang merangsang produksi sel darah merah dan penyerapan zat besi yang salah.
Penyakit ginjal jelas menjadi penyebab anemia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai.
Inflamasi kronis dapat menyebabkan sistem imun tubuh ibu hamil menghasilkan protein sitokin untuk mekanisme kesehatan.
Sayangnya protein sitokin bisa memiliki pengaruh terhadap respon tubuh ibu hamil, termasuk dalam produksi EPO.
Kejadian kanker yang berhubungan dengan ruang sumsum, seperti leukemia atau limfoma bisa mengganggu produksi sel darah merah yang normal.
Ketika kondisi ini terjadi, anemia pun dapat dialami oleh seseorang, termasuk ibu hamil.
Kanker jenis lainnya, seperti kanker payudara juga bisa menjadi penyebab anemia pada ibu hamil.
Ibu hamil yang mencurgai memiliki anemia atau merasakaan gejala anemia sangat dianjurkan untuk dapat segera menemui dokter.
Dokter bisa membantu memastikan kondisi ibu hamil dan memberikan saran pengobatan terbaik untuk masing-masing keluhan.
Untuk mengatasi anemia dalam kehamilan, berikut beberapa hal yang perlu dilakukan.
Baca Juga: Beberapa Cara Mengobati Anemia Saat Hamil Ini Mudah Moms Lakukan, Jangan Sampai Terlewat!
Dokter mungkin menyarankan agar Moms mengonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi, khususnya yang kaya zat besi dan asam folat setiap hari.
Mulanya Moms hanya akan membutuhkan tambahan 0,8 mg zat besi per hari di trimester pertama, hingga 7,5 mg per hari pada trimester ketiga.
Sementara itu, peningkatan asupan asam folat per trimeser biasanya berkisar dari 400 – 600 mcg per hari, tergantung anjuran dokter.
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi sayur dan buah tinggi vitamin C, seperti jeruk, stroberi, kiwi, brokoli, kembang kol, tomat, dan paprika. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan secara lebih efisien.
Kebutuhan vitamin C harian juga dapat dipenuhi dengan minum suplemen vitamin C, tetapi sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter agar pengobatan terkontrol dengan baik.
Namun, mencukupi asupan gizi dari makanan saja mungkin tidak akan cukup buat ibu hamil. Maka, Moms perlu melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi risiko.
Sebagai langkah awal pengobatan anemia pada ibu hamil, dokter akan menyarankan Moms untuk mulai minum suplemen zat besi, vitamin B12, dan asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal.
Ibu hamil juga bisa minum suplemen sebelum tidur untuk mengurangi risiko mual setelahnya. Jangan lupa minum banyak air setelah menelan vitamin untuk mengurangi anemia pada wanita hamil.
CDC merekomendasikan ibu hamil yang memiliki anemia untuk mengonsumsi suplemen besi sebanyak 30 mg per hari sejak cek kandungan pertama kali untuk mencegah anemia defisiensi besi.
Sementara, untuk suplemen folat anemia pada wanita hamil, WHO dan Kemenkes RI merekomendasikan minum dosisnya sebanyak 400 mcg/hari.
Sebaiknya hal ini dilakukan sesegera mungkin begitu akan merencanakan kehamilan dan terus berlanjut hingga 3 bulan setelah melahirkan.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR