Nakita.id - Memiliki balita membuat Dads dan Moms harus belajar banyak hal.
Salah satunya yaitu mengenai amukan anak atau biasa disebut tantrum.
Sebaiknya, mulai sekarang dads tidak menganggap tantrum sebagai lelucon.
Melansir Scary Mommy, tantrum merupakan emosi yang tumpah karena suatu hal baik kecil maupun besar.
Penting bagi Dads berperan sama dalam mengatasi anak tantrum.
Menurut penelitian baru, para ayah lebih mungkin unggul dalam meredakan emosi anak.
Menurut survei yag dilakukan 1.000 ayah dan 1.000 ibu dari anak-anak usia 0-4 tahun, ditemukan hasil bahwa orangtua berselisih dengan anak mereka setiap hari.
Rata-rata, para orangtua berkompromi dengan anak emreka sekitar empat kali per minggu.
Ayah memiliki sedikit keunggulan dibanding ibu untuk mengatasi tantrum anak dengan hasil 45% vs 42 %.
Melansir Fatherhood, berikut ulasan mengenai tips berperan sama mengatasi anak tantrum.
Sebaiknya, Dads tetap tenang dalam menghadapi anak tantrum.
Baca Juga: Si Kecil Suka Bermain Air? Yuks Dads Berperan Sama Mengajarinya untuk Berenang, Ini Tips Amannya
Kehilangan kesabaran atau membentak anak hanya akan memperburuk amukan.
Ajarkan anak untuk berperilaku baik dengan memberikan contoh.
Anak-anak kecil seringkali tidak memiliki kata-kata untuk menjelaskan emosinya.
Kemarahan, kesedihan, frustasi, dan kekecewaan sulit diungkapkan anak.
Misalnya kecewa saat menara balok yang disusun runtuh, dan sebagainya.
Ketika anak kecewa misal karena baloknya berantakan, ajarkan anak untuk menyusunnya kembali dengan penuh semangat.
Ketika anak melakukan perilaku positif, berikan hadiah sosial misalnya pelukan atau ciuman.
Cara ini sangat efektif.
Memberikan hadiah sosial bisa mengajarkan anak untuk berpikir bagaimana tindakan mereka bisa memengaruhi orang lain, bukan berupa imbalan materi seperti mainan atau permen.
Memberikan stiker setiap anak berbuat baik juga bisa mengubah perilakunya jadi lebih baik.
Dads perlu tahu bila balita memiliki rentang perhatian yang pendek.
Baca Juga: Ayah Berperan Sama Mendukung Anak Sekolah Setelah Libur Panjang, Supaya Makin Bersemangat
Sehingga hanya berikan konsekuensi tepat setelah suatu perilaku.
Waktu pemberian konsekuensi yang singkat setelah perilaku anak bisa menjadi konsekuensi berdampak.
Jelaskan time out pada anak sebelumnya.
Hindari membentak atau memukul anak.
Sebab, penelitian menemukan bahwa memukul anak justru bisa meningkatkan agresinya di kemudian hari.
Setelah meberikan konsekuensi, jelaskan alasan mengapa Dads memberikan konsekuensi itu.
Kemudian, kembalilah ke perilaku sosial yang positif.
Ini tidak berarti memastikan anak tidak pernah kesal atau selalu mendapatkan apa yang diinginkan.
Balita berkembang dengan keteraturan dan perubahan besar dalam rutinitas bisa jadi hal yang sulit.
Pastikan balita tetap menjlani rutinitas teratur seperti jadwal makan, tidur siang, dan sebagainya.
Aktivitas bepergian bisa mengganggu rutinitas balita sehingga pastikan untuk mengemas makanan ringan dan bantal nyaman, serta beri waktu tenang bagi anak untuk tidur siang.
Baca Juga: Tips Berperan Sama yang Bisa Dilakukan Orangtua agar Anak Suka Makan Ikan Sejak Dini, Bisa Dicoba!
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR