Nakita.id - Demi Indonesia yang lebih baik dan masyarakatnya yang lebih sejahtera, rumusan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) patut menjadi perhatian.
Dalam penjelasan Bappenas dikatakan bahwa Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan itu berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
SDGs terdiri dari 17 Tujuan dan 169 target dan salah satu tujuan yang berkaitan dengan bidang kesehatan adalah "Kehidupan Sehat dan Sejahtera".
Dalam tujuan itu terdapat target yang menyangkut kehidupan ibu, yaitu:
1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal.
Setidaknya hingga 12 per 1.000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000
Kematian ibu adalah masalah serius yang masih terjadi di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kematian ibu di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020 (bandingkan dengan target SDgs, yaitu kurang dari 70 per 10.000).
Lalu, apa saja penyebab angka kematian ibu yang tinggi ini?
Baca Juga: Kemenkes Lakukan Hal Ini Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak
Kehamilan yang tidak direncanakan dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan.
Hal ini terkait dengan kurangnya persiapan fisik dan mental, kurangnya perawatan antenatal, dan terlambatnya pengobatan pada kasus-kasus yang memerlukan intervensi medis.
Infeksi selama kehamilan dan persalinan, seperti infeksi saluran kemih, meningitis, dan sepsis, dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu dan janin.
Pengobatan segera dan tepat dapat membantu mengatasi infeksi dan mencegah masalah yang lebih serius.
Perdarahan selama kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan anemia, hipovolemia, dan gangguan organ tubuh lainnya yang dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan cepat.
Penyebab perdarahan dapat bervariasi, termasuk kelainan plasenta, ketuban pecah dini, dan luka pada organ tubuh.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor risiko utama dalam kematian ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan.
Hipertensi selama kehamilan dapat menyebabkan preeklampsia dan eklampsia yang semuanya dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan cepat.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan internal dan jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan kematian.
Komplikasi pasca melahirkan seperti infeksi, perdarahan, dan hipertensi masih menjadi penyebab utama kematian ibu setelah melahirkan.
Pemantauan yang tepat dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi pasca melahirkan.
Akses terbatas ke pelayanan kesehatan berkualitas dan perawatan medis yang tepat dapat memperburuk masalah kesehatan yang mendasar dan menyebabkan kematian ibu yang seharusnya dapat dihindari.
Jadi, dari penyebab-penyebab tersebut, penting bagi setiap ibu untuk mengakses perawatan kesehatan yang berkualitas selama kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan.
Selain itu, penting juga untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, termasuk memenuhi kebutuhan nutrisi, olahraga teratur, dan menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi kesehatan selama kehamilan.
Dalam hal ini, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting untuk memfasilitasi akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mendukung ibu hamil selama kehamilan dan pasca melahirkan.
untuk menurunkan angka kematian ibu, pemerintah juga telah mengambil beberapa langkah, termasuk program-program kesehatan ibu dan anak, kampanye edukasi, dan perbaikan infrastruktur kesehatan.
Namun, masih dibutuhkan upaya bersama dari seluruh pihak untuk menjamin kesehatan ibu dan anak sebagai bagian dari hak asasi manusia, sesuai dengan tujuan SDGs.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR