Namun jika seseorang terpapar virus rabies, maka diberikan dosis awal vaksin rabies sebanyak dua kali pada hari 0 dan 3.
Vaksin rabies dapat diberikan melalui dua cara yaitu secara intramuskular dan subkutan.
Pemberian vaksin rabies secara intramuskular dilakukan dengan menyuntikkan vaksin ke dalam otot, biasanya pada lengan.
Sedangkan pemberian vaksin rabies secara subkutan dilakukan dengan menyuntikkan vaksin di bawah kulit.
Pemberian vaksin rabies secara intramuskular lebih disukai karena dapat menghasilkan kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian vaksin secara subkutan.
Selain itu, pemberian vaksin rabies secara intramuskular juga lebih aman karena dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi pada tempat suntikan.
Selain dosis dan cara pemberian vaksin rabies, terdapat juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin rabies.
Pertama, vaksin rabies harus disimpan pada suhu yang tepat dan stabil, yaitu antara 2-8 derajat Celsius.
Kedua, vaksin rabies tidak boleh diberikan pada seseorang yang sedang mengalami demam atau sakit parah karena dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Ketiga, pemberian vaksin rabies harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan vaksin.
Setelah diberikan vaksin rabies, beberapa orang dapat mengalami reaksi seperti sakit kepala, demam ringan, dan rasa sakit pada tempat suntikan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR