Nakita.id - Rabies adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran.
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan cepat.
Oleh karena itu, vaksin rabies sangat penting untuk melindungi manusia dari penyakit ini.
Vaksin rabies merupakan vaksin yang aman dan efektif dalam mencegah rabies pada manusia.
Vaksin ini terdiri dari virus rabies yang dimatikan atau diinaktivasi sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit, tetapi masih dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap virus rabies.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang dosis dan cara pemberian vaksin rabies untuk manusia.
Dosis vaksin rabies yang diberikan pada manusia tergantung pada apakah seseorang telah terpapar virus rabies atau belum.
Untuk seseorang yang belum pernah divaksinasi sebelumnya dan tidak memiliki kekebalan terhadap virus rabies, maka diberikan dosis awal sebanyak empat kali.
Dalam dosis awal ini, vaksin rabies diberikan pada hari 0, 3, 7, dan 14 setelah terpapar virus rabies.
Sedangkan untuk seseorang yang sudah pernah divaksinasi sebelumnya, dosis vaksin rabies yang diberikan berbeda tergantung pada apakah seseorang terpapar virus rabies atau tidak.
Jika seseorang tidak terpapar virus rabies, maka diberikan dosis booster vaksin rabies setiap 2-3 tahun sekali untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap virus rabies.
Baca Juga: Wajib Waspada Penyakit Rabies, Bisa Berakibat Fatal Jika Telat Penanganan
Namun jika seseorang terpapar virus rabies, maka diberikan dosis awal vaksin rabies sebanyak dua kali pada hari 0 dan 3.
Vaksin rabies dapat diberikan melalui dua cara yaitu secara intramuskular dan subkutan.
Pemberian vaksin rabies secara intramuskular dilakukan dengan menyuntikkan vaksin ke dalam otot, biasanya pada lengan.
Sedangkan pemberian vaksin rabies secara subkutan dilakukan dengan menyuntikkan vaksin di bawah kulit.
Pemberian vaksin rabies secara intramuskular lebih disukai karena dapat menghasilkan kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian vaksin secara subkutan.
Selain itu, pemberian vaksin rabies secara intramuskular juga lebih aman karena dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi pada tempat suntikan.
Selain dosis dan cara pemberian vaksin rabies, terdapat juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin rabies.
Pertama, vaksin rabies harus disimpan pada suhu yang tepat dan stabil, yaitu antara 2-8 derajat Celsius.
Kedua, vaksin rabies tidak boleh diberikan pada seseorang yang sedang mengalami demam atau sakit parah karena dapat mempengaruhi efektivitas vaksin.
Ketiga, pemberian vaksin rabies harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan vaksin.
Setelah diberikan vaksin rabies, beberapa orang dapat mengalami reaksi seperti sakit kepala, demam ringan, dan rasa sakit pada tempat suntikan.
Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, terdapat juga reaksi yang lebih serius yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin rabies, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
Beberapa reaksi yang lebih serius ini antara lain reaksi alergi, sakit kepala yang parah, dan masalah neurologis.
Jika mengalami reaksi yang serius setelah diberikan vaksin rabies, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan.
Vaksin rabies adalah vaksin yang penting untuk melindungi manusia dari penyakit rabies.
Dosis vaksin rabies yang diberikan pada manusia tergantung pada apakah seseorang telah terpapar virus rabies atau belum. Sedangkan cara pemberian vaksin rabies dapat dilakukan secara intramuskular atau subkutan.
Pemberian vaksin rabies harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman dalam memberikan vaksin.
Terdapat juga reaksi yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin rabies, seperti sakit kepala, demam ringan, dan rasa sakit pada tempat suntikan.
Namun, terdapat juga reaksi yang lebih serius yang dapat terjadi setelah pemberian vaksin rabies, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
Dalam rangka menjaga kesehatan dan mencegah penularan rabies, sebaiknya seseorang yang tinggal atau bekerja di daerah dengan tingkat risiko rabies tinggi divaksinasi secara rutin.
Selain itu, juga penting untuk menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi membawa virus rabies dan mengikuti petunjuk pengobatan yang diberikan oleh dokter jika terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi virus rabies.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Agar Tak Digigit, Jangan Lakukan Ini Jika Bersama Dengan Peliharaan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR