Nakita.id - Sebagai orangtua, kita tentu sepakat bahwa pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bahkan wajib didapat untuk semua kalangan.
Apalagi, pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting untuk kemajuan seorang anak di masa depan.
Selain pendidikan, pola asuh yang baik sejak dini tentu juga sangat diperlukan.
Tujuannya untuk membantu anak meraih masa depan yang lebih cemerlang.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan pembelajaran efektif dan menyenangkan pada anak.
Sayangnya sampai saat ini, masih banyak Moms yang belum tahu beberapa peran penting untuk menciptakan suasana pembelajaran tersebut.
Namun jangan khawatir, karena psikolog ini sudah paparkan beberapa peran orangtua yang sebaiknya dilakukan.
Simak artikel selengkapnya berikut ini ya, Moms.
Erika Kamaria Yamin, M.Psi, Psikolog, CHt®️, untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, orangtua harus mengingat satu prinsip.
"Prinsipnya itu cuma satu, yaitu fokus ke joy of learning. Yaitu, menyenangkan dari hasil pembelajarannya," ujar Erika saat diwawancarai Nakita pada Selasa (16/5/2023).
Berdasarkan pengamatan Erika sendiri, masih ada beberapa orangtua yang terlalu memfokuskan kegiatan pembelajaran anak pada hasil dan nilai saja.
Baca Juga: Kenali Faktor Penyebab Sekaligus Dampak Jika Anak Tidak Mendapat Pendidikan yang Memadai Sejak Dini
"Jadi, enggak fokus ke apa yang sebenarnya dipelajari anak," kata Erika.
"Padahal sebenarnya, ketika anak mendapat informasi baru atau menguasai keterampilan baru, itu ada perasaan bangga atau senang tersendiri (pada anak)," terang psikolog pendidikan sekaligus hypnotherapist ini.
Karena terlalu fokus pada nilai maupun ranking (peringkat) kelas, Erika menyebut esensi belajar pada anak jadi terabaikan.
"Menurut saya, titik berat pembelajaran itu seharusnya di joy of learning-nya," ucapnya dengan tegas.
Dirinya bahkan menyebut bahwa jenjang TK dan SD merupakan titik terberat, sebab jenjang tersebut merupakan fondasi dimana anak mengenal pendidikan untuk pertama kalinya.
"Bagaimana anak akan melihat pendidikan dan sekolah? Apakah itu hal yang menyenangkan atau enggak? Itu dari kesan pertamanya," ungkap Erika.
"Kalau dari jenjang TK itu sudah terlalu fokus pada pendidikan, orangtua sudah terlalu serius dengan akademis, misalnya bikin PR dan kalau enggak bikin bakal dikurung, nah bagi anak, belajar akan menjadi pengalaman yang menyakitkan atau painful," jelasnya.
Sehingga, lanjutnya, anak jadi malas sekolah atau tidak suka belajar sejak dini.
Hal ini disebabkan oleh emosi anak yang sudah diasosiasikan dengan hal-hal negatif.
Oleh karena itu, Moms perlu mengupayakan agar menciptakan emosi anak yang menyenangkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Baca Juga: Cara Menciptakan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan pada Anak Sejak Dini, Beri Kebebasan
Menurut Erika, semuanya kembali lagi tentang mindset atau paradigma masing-masing orangtua itu sendiri.
"Mungkin tujuan orangtua ini baik ya. Kalau dapat nilai atau ranking bagus itu jadi suatu jaminan, supaya masa depannya baik," terangnya.
Mulai dari masuk universitas bagus lebih mudah sampai mendapatkan pekerjaan dengan sangat mudah.
Namun, ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan agar anak tidak terlalu terbebani dengan ekspektasi pendidikan yang berlebihan dari orangtuanya sendiri.
Pertama, Erika menyarankan pada orangtua untuk mengenalkan kegiatan belajar pada anak sebagai hal yang menyenangkan.
"Ketika anak diperkenalkan dengan proses belajar yang menyenangkan, maka akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat untuk mereka kedepannya," ungkapnya.
"Ketika anak berpikir bahwa belajar itu proses yang menyenangkan, maka terbentuklah karakter lifelong learner ini, dimana mereka belajar seumur hidup," lanjutnya menerangkan.
Jadi, ketika anak sudah dewasa nanti, karena adanya perubahan yang terjadi selama hidup, kegiatan belajar menjadi sangat penting dilakukan.
Bahkan, belajar seumur hidup menjadi hal yang seharusnya dilakukan orang-orang.
Erika mengingatkan bahwa anak adalah peniru ulung.
"Ini balik lagi ke orangtuanya. Apakah orangtuanya sudah mencontohkan kepada anaknya menjadi lifelong learner atau pembelajar seumur hidup?" katanya.
"Karena beberapa kasus juga, ketika anaknya belajar dan ulangan, orangtuanya kaya, 'Susah banget ya pelajarannya. Untung kamu yang sekolah'," cerita Erika.
"Nah, rasanya itu beban nih buat anak," lanjutnya dengan tegas.
Akan tetapi, lanjutnya lagi, jika anak selalu melihat orangtuanya belajar terus-menerus, anak akan melihat bahwa belajar menjadi suatu hal yang wajar dan menyenangkan.
"Kalau anaknya melihat orangtuanya selalu upgrade diri, baca buku mungkin atau mempelajari hal-hal baru, maka anak melihat bahwa belajar itu merupakan suatu hal yang wajar dan menyenangkan dilakukan sampai seumur hidup," ujar Erika.
"Jadi balik lagi, orangtua itu adalah role model," tutup Erika.
Itu tadi beberapa peran penting orangtua dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan pada anak.
Mulailah terapkan peran-peran tersebut sejak dini, agar Si Kecil semakin tertarik dengan kegiatan belajar.
Ditambah, agar kebiasaan belajar Si Kecil yang sudah ditanamkan sejak dini dapat berlangsung terus-menerus.
Sehingga, Si Kecil bisa memiliki masa depan yang lebih cerah sesuai harapan orangtuanya.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms.
Selamat mencoba!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR