Nakita.id - Sebagai orangtua, kita tentu sepakat bahwa pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bahkan wajib didapat untuk semua kalangan.
Apalagi, pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting untuk kemajuan seorang anak di masa depan.
Selain di lingkungan rumah, pendidikan juga dapat ditanamkan pada anak di sekolah oleh para guru yang mengajar.
Meski begitu, Moms harus tahu bahwa karakteristik setiap anak itu berbeda-beda, sehingga pendekatannya pun perlu dilakukan beraneka ragam.
Tujuannya agar kegiatan pembelajaran bisa berlangsung efektif dan menyenangkan bagi anak itu sendiri.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Sampoerna Academy.
Frida Dwiyanti menyampaikan, pembelajaran di sekolah ini tentu dilakukan dengan cara yang efektif dan menyenangkan.
"Kita ambil dari kata 'efektif'. Artinya, pembelajarannya itu tepat ke anak-anak, yang disampaikan guru juga sesuai dengan target kurikulum kita. Yaitu, IEYC (International Early Years Curriculum)," kata Frida saat diwawancarai Nakita pada Rabu (17/5/2023).
"Lalu, yang kita ajarkan ke siswanya itu bisa bikin siswa paham. Jadi, outcomes-nya ke anak-anak itu menguasai, atau anak-anak bisa mastering on the skills and target (menguasai kemampuan dan target)," jelas Frida.
Dirinya bahkan menjelaskan, IEYC merupakan kurikulum yang mengembangkan kemampuan berpikir anak.
Sehingga, anak bisa berpikir kreatif dan menjadi tahu apa yang harus dilakukannya nanti.
Baca Juga: Kenali Pola Asuh Otoriter dalam Menciptakan Pembelajaran Efektif, Termasuk Dampaknya ke Anak
"Dikemasnya dalam play-based, atau artinya, anak masih diberi ruang untuk bermain," ujar Frida.
Kepala Sekolah Sampoerna Academy Sentul, Bogor ini menegaskan bahwa dunia anak itu adalah dunia bermain.
Sehingga, orang dewasa tidak bisa mengambil kesempatan bermain anak tersebut.
"Di Sampoerna Academy, (pembelajaran) efektifnya itu sesuai dengan levelnya. Misalnya, di ruangan kelas K1 (Kindergarten 1 atau TK Kecil). Di kelas ini, anak itu enggak cuma belajar matematika atau numerasi, tapi juga literasi. Ada reading corner dimana anak dapat mengembangkan keterampilan dan habit membacanya," terang Frida.
"Terus, kita juga ada safe room atau safe space, area yang memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplor emosi mereka. Jadi, regulasi emosinya harus ada ruang. Contoh, kalau anaknya ingin menyendiri sejenak karena entah kelelahan atau lagi moody, oleh guru akan diajak ke sana," katanya menambahkan.
Selain itu, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kegiatan pembelajaran di Sampoerna Academy juga menerapkan play-based learning tanpa meninggalkan esensi belajar itu sendiri.
"Jangan lupa, fun saja enggak akan meaningful, enggak akan menambah makna belajar. Jadi, pembelajarannya harus efektif. Enggak hanya fun, enggak hanya play-based, tapi juga mengembangkan kemampuan berpikir," ucap Frida sambil menegaskan.
"Di Sampoerna Academy itu ada STEAM Expo, dimana anak-anak akan menampilkan project mereka. Lalu, kita juga ada SA Got Talent, Wellness Week, lalu Literacy Week, Bahasa Week. Ini kesempatan bagi anak untuk mengembangkan apa yang mereka pelajari dan potensi mereka," lanjutnya menambahkan.
Frida melanjutkan lagi, dengan adanya IEYC di Sampoerna Academy, kemudian ditambah IGNITE dan 5C, maka akan memberi kesempatan anak mengembangkan dirinya.
Sehingga, menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih potensial dari sebelumnya.
Baca Juga: Peran Penting Orangtua dalam Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan pada Anak
Sebagai informasi, IGNITE di Sampoerna Academy merupakan singkatan untuk 'Integrity values (nilai-nilai integritas), Growth mindset (pola pikir berkembang), Nobility (setia), Innovation (inovasi), Teamwork (kerja sama tim), dan Excellence (keunggulan)'.
Sementara itu, 5C di Sampoerna Academy merupakan singkatan untuk 'Critical Thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), Creativity (kreativitas), dan Character (karakter)'.
Semuanya ini sangat penting untuk tumbuh kembang anak yang optimal, khususnya di abad ke-21 ini.
Frida menyampaikan bahwa guru memiliki beberapa peran sebagai berikut:
Bagi Frida sendiri, para guru harus mengetahui bagaimana pribadi dari masing-masing anak.
"Itulah sebab di kelas kami tidak tertata seperti model tradisional banget. Tetapi, interaksi guru dan anak itu secara konstruktif dan juga secara friendly terbentuk," terangnya.
"Jadi, bonding antara anak dan guru ada. Guru jadi kenal dengan masing-masing anak," lanjutnya.
Berikutnya adalah komunikasi.
"Guru akan berkomunikasi ke anak setiap pagi. Mereka punya target belajar hari ini apa. Lalu, setiap minggunya kami berikan juga topik pembelajaran kepada orangtua. Namanya weekly bulletin," kata Frida.
"Dari sana, komunikasi enggak hanya guru dengan anak, enggak hanya anak dengan temannya. Tapi juga guru dengan orangtua," lanjutnya.
Dalam arti lain, komunikasi terbentuk dari tiga pihak, yakni guru, orangtua, dan siswa.
Baca Juga: Ini Pentingnya Pendidikan untuk Anak Menurut Psikolog, Orangtua Wajib Tahu
Di Sampoerna Academy, Frida mengatakan bahwa guru-gurunya sangat kreatif.
"Itu yang membuat anak jadi terpacu untuk kreatif juga," sebutnya.
"Saya percaya kalau gurunya kreatif, anak-anak juga akan kreatif," ujarnya dengan yakin.
Selain itu, lanjut Frida, guru-guru di Sampoerna Academy juga berperan menjadi fasilitator.
"Sebagai contoh, anak diberi kesempatan untuk menunjukkan karyanya, supaya mereka semakin percaya diri," ujarnya.
"Karya mereka ditampilkan dan teman-teman akan melihat.
Jadi, mereka bisa dapat inspirasi atau ide dari karya temannya," lanjutnya.
Nah, itu tadi gambaran lengkap terkait cara Sampoerna Academy menciptakan pembelajaran efektif dan menyenangkan untuk anak.
Termasuk, bagaimana para guru di sana berperan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran tersebut.
"Guru itu penting perannya. Karena, guru itu harus menjadi orang pertama yang dilihat anak di kelasnya masing-masing," tutup Frida.
Semoga artikel di atas bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Kenali Faktor Penyebab Sekaligus Dampak Jika Anak Tidak Mendapat Pendidikan yang Memadai Sejak Dini
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR